[Blogtour dan Giveaway] Departemen Hati
Judul:
Departemen Hati
Penulis: Jaka
perdana
Penerbit: Diva
Press
Tahun: Februari
2018
Tebal: 220
halaman
ISBN:
978-602-391-503-3
Rini adalah
siswi SMK yang sedang praktek magang di PT Jaya. Ia ditempatkan di Departemen
Hati yang semua anggotanya laki-laki tampan dan jomblo. Pimpinan Departemen
Hati adalah Pak Danang, duda tampan yang memiliki satu orang puteri dan sangat
terbantu dengan kedatangan Rini. Karyawan lain di Departemen hati ada Chiko
yang cerewet dan suka menceritakan berbagai hal ke Rini, Tony yang perhatian
sekali ke Rini, Beni yang menyukai musik dan suka telat datang ke kantor karena
merawat mamanya yang sakit, Dede yang galak dan suka memarahi RIni serta pekerjaannya
berhubungan dengan angka, dan Zaky yang menyukai hal berbau Korea setelah
kedatangan Rini.
Banyak
pengalaman seru Rini saat magang di Departemen Hati. Ia bisa belajar berbagai
hal tentang dunia kerja dari semua karyawan di Departemen Hati. Yang tak kalah
seru adalah ketika Departemen Hati mengikuti lomba Modern Dance di acara ulang tahun kantor. Rinilah yang membantu
semua karyawan berlatih menggunakan lagu boy
band asal Korea.
Suatu hari
menjelang pulang kantor, Rini menemukan sebuah surat cinta di meja kerjanya.
Sejak itu, Rini tenggelam dengan rasa penasaran akan si pengirim surat cinta
yang dia yakini adalah salah satu staf Departemen Hati. Ia pun mencoba mencari
tahu siapa pengirim surat tersebut. Hmm, kira-kira siapa ya si pengirim surat
cinta itu?
***
Departemen Hati.
Pasti kamu penasaran ya dengan judul novel ini. Ternyata novel ini settingnya
didominasi di Departemen Hati, sehingga tidak heran jika novel karya Jaka
Perdana ini diberi judul Departemen Hati. Penjelasan tentang Departemen Hati
ada di bab awal novel ketika Pak Danang menyambut kedatangan Rini di Departemen
Hati.
“..Sejak berganti direktur, tiap departemen di PT Jaya harus mengubah nama departemennya sesuai dengan organ tubuh manusia. Menurut Pak Direktur, bagian pemasaran itu adalah hati dari perusahaan. Kamu tahu kan diantara organ tubuh lainnya, hati itu dianggap paling lucu dan romantis. Makanya bagian pemasaran diharapkan bisa menjaga nama perusahaan kita dengan baik…” (halaman 6).
Dari jenis
ceritanya, novel ini bisa disebut bergenre komedi romantis, karena novel berisi
cerita percintaan namun disertai cerita yang lucu. Contohnya saja saat Beni
bertanya pada Rini apakah nanti malam dia ada waktu atau tidak. Rini sudah GR
aja dan salah tingkah karena mengira Beni akan mengajaknya kencan. Rini
mewakili tipikal cewek pada umumya yang suka baper dalam segala hal. Ternyata,
Beni mau memberinya pekerjaan tambahan untuk dikerjakan di rumah! Hehe, gondok
banget kan.
Novel ini cukup
menghibur dengan cerita lucu dan romantisnya, ini yang saya suka karena bisa
tertawa sejenak menghibur diri. Dialog dalam novel adalah dialog khas anak muda
jaman sekarang yang masih wajar seperti panggilan kak, lu, gue, dan sebagainya. Covernya berwarna hitam dengan banyak
ilustrasi hati dan peralatan kantor. Nah ini nih, kalau bisa covernya yang
lebih asyik dan cerah, misalnya dengan background
putih atau krem sehingga judul dan ilustrasinya terlihat menonjol.
Buku ini lumayan
tebal jika target pembacanya remaja ke atas, yaitu sebanyak 220 halaman yang
dibagi kedalam 20 bab. Tapi, tak masalah sih buat mereka yang suka membaca
karena ceritanya pun tidak berat walau mengisahkan tentang dunia kerja. Mungkin
hal ini dikarenakan tokoh utamanya usia SMK dimana dunia remaja anak SMA itu
dunia yang penuh warna, tawa, dan cinta. Ada nasihat bagus yang disampaikan Beni
pada Rini yang sedang bingung mencari si pengirim surat cinta.
“Lu masih muda. Ngapain terlalu mikirin cinta. Lebih baik lu fokus buat ngejar cita-cita lu” (halaman190).
Setuju tidak nih
dengan kata-kata di atas? Tidak ada yang salah dengan cinta karena Allah SWT
menciptakan hati untuk salah satunya merasakan cinta dan kasih sayang pada
sesama. Allah SWT juga menciptakan makhluk di dunia dengan berpasang-pasangan.
Tetapi, kalau belum siap nikah ada baiknya tidak main-main dengan cinta dulu
dan fokus mengejar cita-cita seperti kata Beni di atas.
Ending cerita dalam novel ini diluar
dugaan saya sebagai pembaca. Pengirim surat cinta yang membuat RIni penasaran
adalah orang yang sama sekali tidak saya pikirkan. Hm, berarti novel ini sepertinya
sudah membuat perhatian saya teralihkan ya.
Buat kamu yang
ingin membaca buku ini, kamu bisa mendapatkan satu buah buku ini dari penerbitnya secara
gratis. Simak baik-baik ya ketentuannya ya:
- Follow twitter @DIVA_fiction atau like FB “Penerbit DIVA Press”
- Follow blog ini yah.
- Jawab pertanyaan berikut ini, “Jika kamu siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan kamu lakukan jika lingkungan magangmu sebagian besar laki-laki?”
- Jawaban ditulis di kolom komentar dengan format:
Nama:
Email:
Domisili:
Jawaban:
- Memiliki alamat pengiriman hadiah di Indonesia
- Giveaway berlangsung dari tanggal 12 – 18 Februari 2018.
- Pengumuman Giveaway insyaallah tanggal 19 Februari 2018
Jangan lupa
ikutan yaaa. Jawabannya tidak susah kok, hanya ingin tahu pendapatmu saja
tentang lingkungan kerja yang mungkin nanti akan kamu hadapi. Selain di blog ini, kamu juga bisa mengikuti Blogtour dan Giveaway Novel Departemen Hati di blog teman-teman saya yang ada di banner di bawah ini. Semoga kamu jadi
salah satu yang beruntung ya!
Nama : Ni Wayan Lia Permana
ReplyDeleteEmail : litamade123@gmail.com
Domisili : Bali
Jawaban : Kalau misalkan tempat magang aku mayoritasnya laki-laki ya aku akan berusaha bersikap biasa aja. Walaupun sebenarnya aku ini termasuk orang yang lumayan sulit bersosialisasi, apalagi mayoritasnya laki-laki kan, yang perempuan aja aku kadang masih agak canggung gitu. Tapi itu balik lagi ke diri aku sendiri, kalau memang aku sudah serius ditempat magang ini, aku bakalan lanjut dengan pekerjaan ini. Tapi kalau memang akunya sendiri memang tidak nyaman dan minat juga sedikit, ya cari tempat kerja lain. Lain halnya dengan tempat magang yang nerima aku hanya ditempat yang mayoritas laki-laki itu ya aku bakalan tetap stay. Lagian magang itu untuk menambah pengalaman kita didunia kerja juga.
Kok susah subscribe-nya ya, Mbak?
ReplyDeletenggak ko, klik panah di kiri atas annti ada label subscribe
DeleteUdah klik subscribe, tapi gak ada email verification buat aktivasinya eh.
DeleteNama: Ade Yuanita Putri Pratiwi
ReplyDeleteEmail: adeyuanitaputri8@gmail.com
Domisili: Purwokerto
Jawaban: Kalo aku ngalamin apa yang Rini alamin? Yang pasti sih mencoba berbaur sama mereka. Cuma mungkin emang bakal rada risih kali ya. Soalnya kan di situ karyawannya cowok semua. Kita cewek sendirian. Belum lagi godaan kalo jomblo wkwk. Tapi ya gimana caranya kita deket sama mereka tanpa nimbulin perasaan lain. Kalo ternyata ada secret admirer begitu, pasti senenglah ya. Aku juga bakal lakuin apa yang Rini lakuin. Nyari sampe itu orang ketemu.
Nama: Eni Lestari
ReplyDeleteEmail: shinra2588@yahoo.com
Domisili: Malang
Jawaban: wah, seru dong kalo mayoritas di tempat magang cowok semua. bisa pilih2 nih buat digebet hahaha *plak xDD
tapi gak lah. harus profesional dong. kan tujuan magang buat nyari pengalaman kerja, bukan nyari gebetan. kalo kebetulan banyak cowoknya ya bersikap biasa aja, jangan caper, dan berusaha kerja dengan baik. trus nanya2 pengalaman mereka gimana. zaman sekarang penting banget punya relasi, jadi nanti gampang cari lowongan, andai udah lulus. yah, gitu aja sih. yang penting jaga kelakuan aja. dan jangan kecentilan meski banyak cowok di tempat magang x'DD
Nama: Masyithah Zatul 'Azmi
ReplyDeleteEmail: itha1216@gmail.com
Domisili: Makassar
Jawaban: Jika tempat magangku mayoritas cowok, pastinya canggung banget karna aku cewek sendirian dan sebisa mungkin aku akan mencoba berbaur dengan mereka karna mau tidak mau kita sebisa mungkin harus bisa dekat dengan mereka karna mereka itu rekan kerjaku tanpa harus bersikap yang berlebihan ya :)
Nama : Eka Tresna Setiawan
ReplyDeleteEmail : setiawaneka3@gmail.com
Domisili : Majalengka
Jawaban : "Jika kamu siswi SMK itu" ya? Hmm, aku kan cowok nih, tapi tak apalah coba jawab. At least, memposisikan diri sebagai cewek itu. Haha. Menurutku, aku lebih baik fokus pada profesionalitas kerja, tapi bukan berarti kaku juga. Bisa dibilang serba seperlunya saja. Bergurau seperlunya, komunikasi seperlunya. Intinya, jangan sampai dekat secara emosional ataupun hubungan dengan mereka. Kenapa? Karena, menghindari kemungkinan mereka jatuh hati berbarengan dan menimbulkan masalah yang mempengaruhi aktivitas kerja. Kan nanti kerjanya jadi gak nyaman dan gak kondusif kalau ada masalah atau cekcok gara-gara dua atau tiga karyawan jatuh hati pada satu karyawati yang sama, bukan?
Nama: Siti Nur Afifah
ReplyDeleteEmail: nur.afifah2306@yahoo.com
Domisili: Mojokerto, Jawa Timur
Jawaban: Jangankan dikelilingi oleh berbagai laki-laki, seorang laki-laki saja sudah membuatku dag-dig-dug tidak keruan. Kalau memang itu terjadi, pasti akan jadi keroyokan laki-laki ganteng itu karena pipiku yang cubby dan lucu, baper berkepanjangan, dan pastinya tidak bisa konsentrasi bekerja.
Nama : Samuel Edward
ReplyDeleteEmail : sammy-addward@hotmail.com
Domisili : Bandung
Jawaban : Walaupun aku lelaki, aku bisa bayangkan, kalau aku jadi Rini atau siswi magang seperti Rini, yang tempat magangnya didominasi kaum Adam, aku akan melakukan dua hal. Pertama, mengerahkan segenap kemampuan & kelebihan yang kumiliki dalam bekerja agar meraih hasil yang seoptimal mungkin; ini penting untuk memperlihatkan bahwa perempuan sebenarnya sama saja hebatnya dengan laki-laki. Kedua, justru aku bakal "menjadi lebih wanita" lagi, maksudku, semua pembeda dan yang unik pada diriku sebagai wanita, yang memperlihatkan perbedaan dengan kaum Adam, akan kutonjolkan secara maksimal; ini selain bisa membuat misiku yang pertama tadi lebih mengena, juga mampu membuat karirku sendiri melesat lebih pesat, lantaran aku jadi gampang sekali "terlihat" karena di samping "langka", juga menonjol secara prestasi.
Nama : Nurullita Dhea Pangestika
ReplyDeleteEmail: nurullitadhea@gmail.com
Domisili: Semarang
Jawaban: Jika lingkungan magangku sebagian laki-laki hal yang terlintas dipikiran pasti takut. Takut baper, takut diintimidasi atau malah gak pede. Jadi jika memang aki harus magang disana hal yang akan aku lakukan pasti harus percaya diri dan berusaha supel supaya diterima dan magangku sukses.
Nama: Ahmad Zaki
ReplyDeleteEmail: ahmadzakinuh@gmail.com
Domisili: Kalukku Mamuju Sulawesi Barat
Jawaban: Bila aku menjadi sosok Rini dalam magang tersebut. Maka akan aku nikmati sebuah proses hidup. Sebab itu adalah pengalaman magang terbaiknya yang pernah ada. Rini tak perlu merubah dirinya agar diterima oleh mereka (meskipun alur cerita ia sudah sangat diterima). Sebab menjadi sosok yang unggul adalah apabila kita bisa menerima persamaan dan menghargai perbedaan.
Masalah mayoritas cowok? ah aku rasa itu akan menjadi pelabuhan cinta terbaiknya bagi Rini. Ia tidak hanya belajar akan tugas magangnya, tetapi juga belajar merajut cinta. Bukan saran untuk mengambil air cinta dalam asyiknya berenang. Namun mempelajari bagaimana sosok cinta itu (terkadang) muncul atau pergi.
Pada surat yang terpampang manis di meja kerjanya? Aku rasa ia akan tahu, bahwa ada sosok yang dari awal "mampu" mempertahankan pilihannya. Dengan membuktikan cintanya tulus atau modus, :) .
Sekian
Nama: yokko cesoeria lubis
ReplyDeleteEmail: yoerilubis@gmail.com
Domisili: Banda aceh
Jawaban: jika lingkungan tempat mangang sebagian besar laki laki, yang akan saya lakukan adalah berusaha untuk berbaur dengan mereka, memahami semua pola pikir mereka, harus melakukan pekerjaan dengan baik, dan diusahakan untuk tidak baper, ya biasanya kan cewek sering baper kalau ada yang baik padanya.
Aku suka banget sama cover bukunya 😍
ReplyDeleteNama: Elsita F. Mokodompit
ReplyDeleteemail: elsitafransiska[et]gmail[dot]com
Jawaban: Karena aku perempuan ya sebisa mungkin aku menjaga jarak. Bukan dalam artian nggak mau berteman sih tapi seorang perempuan yang dikerumuni banyak laki-laki biasanya mengundang 'berita'. Walaupun belum tentu benar, tetap saja, kewajiban kita untuk menjaga martabat dan nama baik di depan banyak orang. Tapi, emang sih temanan sama laki-laki itu ada yang bilang lebih enak daripada temanan ama perempuan. Disini jadi ujian. Gimana kita sebagai perempuan menempatkan diri. Nggak terlalu kendor hubungannya tapi nggak terlalu erat juga. Bersikap sebagaimana biasanya dengan tidak melupakan adab-adab pertemanan. Supaya bisa diterima di lingkungan itu dan juga nggak 'digampangin'.
Nama : ENI SUSANTI
ReplyDeleteEmail : enisusanti642@gmail.com
Domisili : Sukamara, Kalimantan Tengah
Jawaban : Kalau aku magang, terus di dominasi cowok kayaknya bakal seru banget deh, secara kalau cowok itu kan biasanya banyak adventure gitu, banyak pengalaman, bisa berbagi cerita dan pengalaman sama mereka.. tapi ya tetap bisa menjaga jarak dan menjaga diri. bagaimana aku harus memposisikan diri. tetap bekerja dengan baik, dan mampu membantu pekerjaan karyawan tetap PT dengan baik. menurut aku, kalau kita mampu berbaur dan bekerja dengan baik, kan petinggi maupun karyawan lain bakal menilai kita dengan baik siapa tau nanti selesai magang kita di tarik jadi karyawan di PT tersebut hehe.
Nama : Hamdatun Nupus
ReplyDeleteEmail : hamdatunnupus@gmail.com
Domisili : Depok, Jawabarat
Jawaban : Biasa ajah sih XD, soalnya dulu waktu SMK aku ambil jurusan Teknik komputer & Jaringan. Sekelas 90% nya cowok semua (cewek cuma 3 dari 33 Anak), jadi untuk bergaul dengan lawan jenis yang emang mayoritas nggak akan ada kendala gimana-gimana. Yang penting kita sama2 punya attitude, dan paham mana hal-hal / obrolan-obrolan yang boleh & tidak boleh dilakuin diantara keduanya. Dan sejauh ini bergaul dengan laki-laki lebih nyaman dibanding perempuan IMHO, mereka gak suka basa-basi. Kalo istilah jaman sekarang jarang ada yang baperan juga anaknya. Jiwa berkompetisinya kuat, meski ngomongnya suka asal tapi mereka tahu kok gimana caranya untuk bicara yang pantas ke aku dan yang terpenting mereka punya naluri untuk melindungi temannya yg perempuan. Bahagia rasanya dulu dilindungin sama 30 anak laki-laki di kelas :D.
Nama: melly eka
ReplyDeleteEmail : mellyeka84@gmail.com
Domisili : kecamatan kauman, ponorogo jawa timur
Jawaban : mungkin kalau misal di posisi itu sih lebih ke positif thinking aja sama semuanya. Jangan terlalu centil. Bersikap lebih dewasa, disiplin, tertib dan rajin. Buat nunjukin kalau kita itu perempuan baik-baik dan patut buat di hormatin dan dihargai juga biar ga di tindas. Profesional di utamakan. Dan kalaupun ada rasa saling suka ya, jangan terlalu bapet. Stay cool aja. Pokoknya positif thinking dan lakukan yang terbaik buat kerjaan kita aja. Oh ya, tetep berbuat baik sewajarnya sama mereka para cowok, sabar dan jaga jarak aja biar tetep aman. Jaga pakaian (yang sopan dan tertutup) trimakasih.
Nama: Fitri Syawalia
ReplyDeleteEmail: fsyawalia@gmail.com
Domisili: Yogyakarta
Jawaban : "Jika aku siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan aku lakukan jika lingkungan magangku sebagian besar laki-laki?”
Pertama : Untungnya aku bukan Rini tapi Fitri, hihihi..:-p
Kedua : Aku seorang istri yg punya seorang suami dan dua bidadari, bukan seorang siswi , meski pengen banget badan dan mukanya kayak siswi-siswi lagi,,hihihi..:-p
Ketiga : Kali ini serius nih ya,,Jika aku adalah siswi SMK magang seperti Rini, yang akan aku lakukan jika lingkungan magangku sebagian besar laki-laki ;
Ya aku harus pandai-pandai jaga diri dan hati,,
Apalagi ternyata di tempat magang tersebut cowoknya cakep-cakep dan bening kayak bintang film Korea atau India, duhhh..gak kuaaatt..
Apalagi kalo harus ketemu mereka tiap hari,,duhhh...bisa khilaffff...
Apalagi kalo pada akhirnya harus jatuh hati sama salah satu di antara mereka atau malah semua# ehh..lalu patah hati,,duhh, beraaattt...
Jadi katakan pada Dilan, yang berat bukan hanya rindu,,
Tapi juga menahan nafsu syahwat,,,
Karena itu gawat,,
Bisa buat hidup kita sekarat,,
Oke, fix. Cukup sekian dan terimakasih.
Nama : Fitri Syawalia
ReplyDeleteEmail : fsyawalia@gmail.com
Domisili : Yogyakarta
Pertanyaan : " Jika kamu siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan kamu lakukan jika lingkungan magangmu sebagian besar laki-laki?"
Jawaban :
Pertama namaku Fitri bukan Rini, hihihi...:-p
Kedua aku seorang perempuan bersuami dan sudah memiliki dua bidadari bukan lagi seorang siswi meskipun pengen banget berbadan dan berwajah innocent layaknya siswi-siswi, hihihi..:-p
Ketiga ( kali ini serius deh) Jika aku seorang siswi SMK magang seperti Rini, maka yang akan akuu lakukan jika lingkungan magangku sebagian besar laki-laki adalah aku harus pintar-pintar jaga hati dan jaga diri.
Sebab menahan hati dan diri untuk tidak jatuh hati kepada salah satu di antara lelaki-lelaki itu beraaattt, kawan..
Apalagi jika lelaki-lelaki itu berwajah tampan dan sebening aktor Korea atau India,,duhhh, beraaattt..
Apalagi jika nanti harus jatuh hati dan patah hati berkali-kali,,,duhhh, beraaattt..
Sebab menjaga hati dan diri dari godaan nafsu syahwat itu beraatt, kawan..
Selain itu aku juga harus tetap fokus dan bersungguh-sungguh pada niat awal aku kerja magang di situ. Harus bisa memberikan hasil yang memuaskan pada atasan dan rekan, sekedar berteman biasa dengan mereka tak masalah asal tidak kebablasan,,
Sebab godaan syaitan itu nyata lagi mengerikan,,
Saat iman kita lemah kita bisa saja terjerumus ke lembah dosa dan jurang kenistaan,,
Daaannn,,
Katakan pada Dilan, yang berat itu bukan hanya rindu, tapi juga dosa, kawan... hihihi..:-p
Nama : Fitri Syawalia
ReplyDeleteEmail : fsyawalia@gmail.com
Domisili : Yogyakarta
Pertanyaan : " Jika kamu siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan kamu lakukan jika lingkungan magangmu sebagian besar laki-laki?"
Jawaban :
Pertama namaku Fitri bukan Rini, hihihi...:-p
Kedua aku seorang perempuan bersuami dan sudah memiliki dua bidadari bukan lagi seorang siswi meskipun pengen banget berbadan dan berwajah innocent layaknya siswi-siswi, hihihi..:-p
Ketiga ( kali ini serius deh) Jika aku seorang siswi SMK magang seperti Rini, maka yang akan akuu lakukan jika lingkungan magangku sebagian besar laki-laki adalah aku harus pintar-pintar jaga hati dan jaga diri.
Sebab menahan hati dan diri untuk tidak jatuh hati kepada salah satu di antara lelaki-lelaki itu beraaattt, kawan..
Apalagi jika lelaki-lelaki itu berwajah tampan dan sebening aktor Korea atau India,,duhhh, beraaattt..
Apalagi jika nanti harus jatuh hati dan patah hati berkali-kali,,,duhhh, beraaattt..
Sebab menjaga hati dan diri dari godaan nafsu syahwat itu beraatt, kawan..
Selain itu aku juga harus tetap fokus dan bersungguh-sungguh pada niat awal aku kerja magang di situ. Harus bisa memberikan hasil yang memuaskan pada atasan dan rekan, sekedar berteman biasa dengan mereka tak masalah asal tidak kebablasan,,
Sebab godaan syaitan itu nyata lagi mengerikan,,
Saat iman kita lemah kita bisa saja terjerumus ke lembah dosa dan jurang kenistaan,,
Daaannn,,
Katakan pada Dilan, yang berat itu bukan hanya rindu, tapi juga dosa, kawan... hihihi..:-p
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: Monica Indah
ReplyDeleteEmail: monicaindahlarasati@gmail.com
Domisili: Bogor
Jawaban: Kalau saya mengalami seperti apa yang dialami oleh Rini. Pertama yang harus dilakukan adalah meluruskan niat. Kenapa mau magang? Mau cari pengalaman, mencari tambahan uang, misalkan seperti itu. Kalau niat sudah ada, selanjutnya kenalan sama lingkungan dan orang2 di tempat magang, pelajari bagaimana tingkah laku mereka dan tahu diri bagaimana cara bersikap. Masalah semua orangnya laki2, justru kalo menurut saya lebih enak kerja sama laki2, karena bisa ngomong to the point tanpa harus kode2, soalnya mereka makhluk yang tidak peka haha #nobaper. Dan menurut pengalaman, laki2 itu suka kalau dimintain tolong, itu tandanya mereka dibutuhkan. Masalah baperan, itu balik lagi ke pribadi masing2, jangan suka jadi orang yang baperan karena itu ngga baik, justru malah menimbulkan banyak prasangka. Jadi curhat 😂
Nama: Yuli Iswanti
ReplyDeleteEmail: yuli.iswnt@gmail.com
Domisili: Bantul
Jawaban:
Jika saya siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan saya lakukan jika lingkungan magang sebagian besar laki-laki?
Saya tipe orang yang tidak biasa untuk mengawali keakraban dengan orang baru, apalagi jika itu laki-laki. Jadi di awal magang saya akan lebih banyak diam dan bicara seperlunya. Selain itu saya juga tidak mudah membaca perlakuan orang lain, sering kali salah menilai. Saya akan berusaha untuk tidak terlihat mencolok. Namun demikian bukan berarti saya akan menutup diri. Saya tetap berusaha untuk menciptakan suasana yang tidak canggung, terlebih karena ini magang yang mengharuskan saya untuk belajar. Jika bukan dari mereka dari mana lagi saya bisa belajar.
Lingkungan kerja yang dominan laki-laki akan sangat berbeda dengan dominan wanita, dengan begitu saya akan berusaha menguatkan mental dan menata hati. Supaya tidak manja dan suka mengeluh. Lebih penting lagi berusaha membetengi hati agar tidak mudah baper.
Nama : Agustin Handayani
ReplyDeleteEmail : agustinhandayani789@gmail.com
Domisil : Probolinggo, Jatim
Jawaban : menurutku seru bila di tempat magang mayoritas lelaki. lantaran lelaki memiliki sifat yang lebih baik dari pada wanita. bila kita lagi nongkrong saat istirahat, kita nggak akan cari-cari dosa dengan gosip. tapi, lebih ke mencari keseruan dengan tindakan-tindakan konyol yang menghibur. sisi kurang enaknya sih, mungki hanya perlu adaptasi saja dengan cara-cara sikap dan bicara yang pastinya lebih berani dari wanita.
ReplyDeleteNama: Aulia
Email: auliyati.online@gmail.com
Domisili: Serang
Jika kamu siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan kamu lakukan jika lingkungan magangmu sebagian besar laki-laki?”
Jawaban: Mungkin awalnya akan kurang nyaman berada di antara lingkungan yang sebagian besar penghuninya laki-laki, namun karena sudah menjadi tuntutan tugas magang, aku harus berusaha untuk menyesuaikan diri. Biasanya kalau kita bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, mereka yang berada di antara kita pun akan menerima kita dengan baik. Partner kerja laki-laki juga biasanya lebih menghargai dan cenderung menjaga rekan kerja perempuannya, bahkan mungkin akan membantu pekerjaan kita.
Walaupun bekerja dengan lawan jenis rentan menimbulkan percik-percik asmara, entah dari diri kita sendiri, ataupun dari rekan kerja lelaki, ya dinikmatin aja sebagai pengalaman hidup dalam berinteraksi dengan dunia kerja. Asal nggak PHP dan ngerebut pasangan orang aja. :D
Nama: Lilin Subiyanti
ReplyDeleteEmail: lilinsubiyanti@gmail.com
Domisili: Wonosobo
Jawaban:
Jika saya mengalami hal seperti yang dialami oleh Rini, saya akan tetap fokus pada proses magang. Karena magang adalah kesempatan langka bagi seoarang anak SMK untuk belajar banyak tentang dunia kerja. Saya akan pelajari pola pikir, cara kerja, dan attitude mereka selama bekerja. Barangkali ada beberapa hal dari mereka yang dapat saya contoh untuk mengembangkan kompetensi saya. Membaur dan bercanda dengan mereka seperlunya, menjaga sikap, dan tetap istiqomah.
Nama : Dinan Wiyantika
ReplyDeleteEmail : dinanwiyantika08@gmail.com
Domisili : Sleman,DIY
Jawaban : Jika aku menjadi Rini,aku tetap fokus dengan tujuan utamaku yaitu magang. Walaupun mungkin terasa risih di lingkungan yang isinya laki-laki semua,namun jangan sampai rasa itu mengganggu kegiatan magangku.
Tetap menjaga perilaku,harus tau batas-batas antara aku dengan mereka.
Nama : Istiharoh
ReplyDeleteEmail : iisistiharoh59@gmail.com
Domisil : Cirebon
Jawaban :
Menjalani aktivitas diantara lingkungan magang yang sebagian besar adalah laki-laki menurutku itu bukanlah hal suatu hal yang menakutkan. Disini aku juga adalah seorang perempuan yang pernah mengalami hal yang serupa seperti kisah Rini. Jika sejenak membayangkan mungkin akan terlintas prasangka-prasangka negatif jika ada beberapa perempuan diantara sekelompok besar laki-laki, tapi nyatanya yang pernah ku alami tak seburuk itu kita tetap menjalankan tugas dan aktivitas kita masing-masing. Asal saling menghormati dan menghargai serta tau batasan antar masing-masing pribadi, kita tetap bisa berbaur tanpa ada masalah.
Sebagian besar laki-laki bukan berarti saya perempuan sendiri kan? Toh menurutku nyaman-nyaman aja jadi gak banyak ngegosip ,malah kadang seru kalo sharing-sharing sama laki-laki, kadang juga lucu dengerin laki-laki curhat atau ngegerutu ngomel-ngomel gak jelas lebih greget nanggapinnya .Dan enaknya kadang saat kita iseng-iseng ngejahilin meraka, mereka gak gampang marah ataupun kesinggng gak kayak perempuan. Cuman posisi kita sebagai perempuan kadang sering dipojokan saat ada tugas bersih-bersih atau beres-beres karana pasti jadi pelaku utama yang harus turun tangan.
Untuk masalah surat cinta itu kadang hal yang biasa dalam masa-masa SMK. Baparan ataupun terlalu kePDan kadang adalah hobi kami sebagai perempuan itu pun rasanya wajar-wajar aja... heheh :D
Nama: Intan Novriza Kamala Sari
ReplyDeleteEmail: intankamala@gmail.com
Domisili: Kota Bengkulu
Jawaban:
“Jika kamu siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan kamu lakukan jika lingkungan magangmu sebagian besar laki-laki?”
Sebagai perempuan, magang/bekerja di lingkungan mayoritas laki-laki memang jadi tantangan tersendiri, harus ekstra ngatur hati & emosi biar bisa menyelesaikan magang dengan baik, gimana pun situasinya. Lagipula meski sekedar magang, tapi kondisi ini bisa dijadikan sarana berlatih untuk menghadapi dunia kerja sesungguhnya. Kalo magang aja failed, gimana nanti pas udah kerja? Masa mau nyerah & resign gara-gara partner kerja kebanyakan laki-laki, coba?
Pertama, aku akan mencoba membangun pertemanan dengan teman-teman baruku itu. Karena dengan berteman, aku bisa lebih mengenal mereka. Tidak lantas karena aku minoritas diantara para laki-laki itu, lalu malah menutup diri. Bakal tertekan sendiri dong. Lebih baik nyoba berbaur dengan porsi yang pas. Dengan keakraban, suasana canggung bakal mencair & kerja juga jadi lebih rileks.
Kedua, aku akan belajar lebih banyak berpikir dengan logika. Tidak terlalu sensitif menghadapi gurauan ala laki-laki yang kadang ceplas ceplos dan tidak kenal tempat. Mengurangi sifat baper, bakal banyak ngebantu biar tidak melulu ngerasa dibully. Kalo kata anak sekarang mah woles, gak usah terlalu dikit-dikit ambil hati, dikit-dikit ngambek. Hehe
Ketiga, aku harus bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang multifungsi, dan berguna bagi banyak orang. Memiliki pengetahuan yang luas, cerdas, dan pintar pasti akan membuat perasan inferior pelan-pelan akan terkikis. Partner kerja juga gak nganggap remeh cuma karena perbedaan gender. Intinya sih jadi orang yang bisa diandalkan & punya kemampuan.
Nama: Intan Novriza Kamala Sari
ReplyDeleteEmail: intankamala@gmail.com
Domisili: Kota Bengkulu
Jawaban:
“Jika kamu siswi SMK magang seperti Rini, apa yang akan kamu lakukan jika lingkungan magangmu sebagian besar laki-laki?”
Sebagai perempuan, magang/bekerja di lingkungan mayoritas laki-laki memang jadi tantangan tersendiri, harus ekstra ngatur hati & emosi biar bisa menyelesaikan magang dengan baik, gimana pun situasinya. Lagipula meski sekedar magang, tapi kondisi ini bisa dijadikan sarana berlatih untuk menghadapi dunia kerja sesungguhnya. Kalo magang aja failed, gimana nanti pas udah kerja? Masa mau nyerah & resign gara-gara partner kerja kebanyakan laki-laki, coba?
Pertama, aku akan mencoba membangun pertemanan dengan teman-teman baruku itu. Karena dengan berteman, aku bisa lebih mengenal mereka. Tidak lantas karena aku minoritas diantara para laki-laki itu, lalu malah menutup diri. Bakal tertekan sendiri dong. Lebih baik nyoba berbaur dengan porsi yang pas. Dengan keakraban, suasana canggung bakal mencair & kerja juga jadi lebih rileks.
Kedua, aku akan belajar lebih banyak berpikir dengan logika. Tidak terlalu sensitif menghadapi gurauan ala laki-laki yang kadang ceplas ceplos dan tidak kenal tempat. Mengurangi sifat baper, bakal banyak ngebantu biar tidak melulu ngerasa dibully. Kalo kata anak sekarang mah woles, gak usah terlalu dikit-dikit ambil hati, dikit-dikit ngambek. Hehe
Ketiga, aku harus bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang multifungsi, dan berguna bagi banyak orang. Memiliki pengetahuan yang luas, cerdas, dan pintar pasti akan membuat perasan inferior pelan-pelan akan terkikis. Partner kerja juga gak nganggap remeh cuma karena perbedaan gender. Intinya sih jadi orang yang bisa diandalkan & punya kemampuan.
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban :
Kalau tempat magang saya, karyawannya sebagian besar laki-laki saya akan tetap berusaha berbaur dengan mereka. Meskipun dalam hati terasa canggung dan masih jaga jarak. Untuk urusan pekerjaan saya tidak akan segan2 untuk bertanya dan minta diajari karena kadang lawan jenis lebih care/lebih mau mengajari dan mendengarkan kesulitan kita mengenai pekerjaan. Tapi beda lagi saat jam istirahat/jam makan, kadang saya lebih memilih menyisih dari mereka dan makan sendiri karena merasa aneh dan terintimidasi kalau tiba-tiba iku gabung di satu meja dengan cowok-cowok.
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Novi
ReplyDeleteEmail : noviarisandi0@gmail.com
Domisili : Pati
Jawaban : Jika di tempat magang saya sebagian besar karyawannya laki-laki, yang saya lakukan adalah tetap berusaha berbaur dengan mereka meskipun dalam hati masih merasa canggung. Tapi dalam urusan pekerjaan saya tidak akan segan-segan untuk bertanya atau minta diajari, karena kadang lawan jenis itu lebih peduli dan lebih senang mengajari kita. Beda lagi kalau soal jam istirahat/makan. Kadang saya lebih memilih menyisih dan makan sendiri drpd tiba-tiba bergabung makan satu meja dengan mereka karena saya merasa aneh dan terintimidasi
Nama : Tari Noviana
ReplyDeleteEmail : Novina08@gmail.com
Domisili : Yogyakarta
Jawaban : Hmmm, jika sebagian besar pegawainya laki-laki, hal pertama yang akan aku lakukan adalah adaptasi. Apalagi untuk seorang yang tidak terlalu gampang berbaur seperti aku. Tapi, yang paling penting adalah jaga mata dan hati.