Giveaway Buku Republika



Buku adalah jendela dunia. Itulah kata bijak yang sering kita dengar. Karena membaca buku membuat jadi tahu kejadian di belahan dunia lain. Membaca buku memperluas wawasan kita tentang berbagai hal yang ada di dunia. Membaca buku membuat kita kaya ilmu walau tak datang ke sumbernya langsung.

Bagi saya sendiri, membaca buku juga merupakan nutrisi bagi jiwa dan pikiran. Kadang-kadang rekreasi juga dari rutinitas pekerjaan yang membosankan. Semasa kuliah, saya sering menghibur diri dari rutinitas perkuliahan dengan membaca buku  fiksi atau kisah inspiratif. Dua genre bacaan tersebut memang kesukaan saya. Waktu pindahan kost dan melihat tumpukan novel saya, bapak saya sampai berkomentar kalau buku novel saya lebih banyak dari buku kuliah ><.


Buku-buku terbitan Republika merupakan salah satu favorit saya karena isinya berkualitas dan sarat hikmah. Tak heran, beberapa buku novel terbitan Republika berhasil dibuatkan versi filmnya dan bahkan mendapat berbagai penghargaan. Kalau dulu saya mengenal surat kabar harian Republika yang lahir tahun 2002, sekarang penerbitan yang ada di bawah Republika Group of Companies ini berkembang menjadi berbagai unit usaha. Salah satunya adalah Penerbit Republika.

penerbit republika
Buku terbitan Republika

Ayat-ayat Cinta, novel karya Habiburrahman EL-shirazy yang diterbitkan Republika ini merupakan salah satu buku yang saya baca. Edisi ke-2 nya dibelikan sama suami yang tiba-tiba pulang dari kantor dan memberikan buku Ayat-ayat Cinta 2. Ehm, saya jadi berunga-bunga. Duuh, dikasih buku saja saya seneng hehe. Walau sempat bertanya-tanya dalam hati kenapa beliau memberi buku, saya tak luput berterimakasih dan bersyukur atas perhatiannya sama hobi istri. Ayat-ayat Cinta juga diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. 

Hafalan Shalat Delisa, juga merupakan salah satu buku terbitan Republika karya Tere Liye yang saya baca. Buku ini berkisah tentang seorang anak kecil bernama Delisa yang tengah berupaya menghafal bacaan shalat. Lalu bencana tsunami Aceh datang menimpanya dan memisahkannya dengan sang bunda. Novel Tere Liye lainnya yang saya baca adalah Moga Bunda Disayang Allah, yang menceritakan tentang seorang anak difabel yang terus berjuang memahami kehidupan. 

Walau sempat ditemukan pro dan kontra pada sebagian karya Tere Liye –misalnya pada karyanya yang berjudul "Moga Bunda Disayang Allah" karena dikatakan mirip dengan cerita Hellen keller-, saya masih terus penasaran dengan karyanya. Dua karya Tere Liye yang saya sebutkan di atas juga diangkat ke layar lebar. Beberapa karya Tere Liye juga menyabet berbagai penghargaan. Salah satunya adalah buku berjudul “Rindu” yang memperoleh penghargaan sebagai Buku Islam Terbaik Kategori Fiksi Dewasa pada Islamic Book Fair Jakarta tahun 2015.

Karya Tere Liye yang baru di Penerbit Republika adalah Novel berjudul “Tentang Kamu”. Novel setebal 524 halaman tersebut berisi kisah tentang perjuangan seorang perempuan miskin, namun akhirnya menjadi kaya raya. Bahkan, kekayaannya setara dengan kekayaan yang dimiliki Ratu Elizabeth, Inggris, yakni mencapai Rp 19 triliun. 

Di dalam novel tersebut juga mengungkapkan banyak peristiwa bersejarah, seperti soal pemberontakan pada tahun 1965, dan juga tahun 1974. Ada kisah perjuangan, kebangkitan, kesedihan, persahabatan, pengkhianatan, dan optimism. Menurut Syahruddin El-Fikri, general manager Redaksi dan Promosi Republika Penerbit, novel ini bagus sekali dijadikan bacaan karena isinya menghibur, gembira, sedih, lucu, dan berbagai macam perasaan mengaduk-aduk hati pembaca. Hmm, penasaran kan jadi ingin baca karya terbaru Tere Liye. 



Semua buku terbitan Republika Penerbit dapat kita dapatkan di toko online www.bukurepublika.id . Kita tak usah cape-cape lagi datang ke toko buku deh, karena dari mana saja kita bisa mengakses internet dan mengunjungi toko online Penerbit Republika. Seperti umumnya toko online, proses pembelian buku di bukurepublika.id cukup mudah dengan 5 langkah ini. 

  1. Buka website www.bukurepublika.id dan cari buku yang akan dibeli
  2. Pilih bukunya jika sudah ketemu.
  3. Klik “Order Now”
  4. Klik “Proses Checkout”
  5. Lakukan pembayaran
Giveaway Buku Republika

Nah, pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak teman-teman berpartisi dalam Giveaway Buku Republika yang saya adakan di blog ini. Hadiahnya berupa buku terbitan Republika terbaru dan terlaris dari penulis ternama Penerbit Republika.

1 buah novel “Tentang Kamu” karya Tere Liye untuk 1 pemenang
(Novel ini merupakan buku yang baru terbit beberapa waktu lalu dari Penerbit Republika)


1 buah novel “Pulang” karya Tere Liye untuk 1 pemenang
(Novel ini merupakan novel best seller dari Penerbit Republika)


novel pulang tere liye republika

Bagaimana cara mengikuti Giveaway Buku Republika di blog ini? Teman-teman cukup memenuhi syarat dan ketentuan berikut ini untuk mengikuti giveaway dan berpeluang mendapat buku dari Penerbit Republika.

  1. Follow blog ini dan salah satu media sosial Buku Republika.
Facebook: Buku Republika
Twitter: @bukurepublika
Instagram : @bukurepublika

  1. Untuk mendapatkan novel “Tentang Kamu”, buatlah sebuah fiksi mini ATAU quote yang di dalamnya ada kata “Tentang Kamu” dan “Pulang” di kolom komentar. Fiksi mini atau quote sebaiknya mengandung hikmah.
  2. Untuk mendapatkan novel “Pulang”, Ceritakan pengalaman teman-teman dalam membaca buku terbitan Republika di kolom komentar. Jika belum pernah, cukup ceritakan pengalaman menarik dalam membaca buku.
  3. Di kolom komentar sertakan juga data diri berupa nama, email aktif, akun facebook/twitter/instagram, serta konfirmasi sudah memfollow blog Kania & Buku dan sosial media Buku Republika.

Waktu pelaksanaan Giveaway Buku Republika: 13 – 20 Desember 2016
Penilaian: Berdasarkan jawaban terbaik menurut saya dan pihak Penerbit Republika.
Pengumuman pemenang: 22 Desember 2016

Oh ya, selain di blog ini, teman-teman juga bisa mengikuti Giveaway Buku Republika dengan hadiah yang sama di instagram saya. Jadi, total ada 4 buku yang akan saya jadikan hadiah Giveaway Buku Republika. Kesempatannya semakin banyak untuk mendapatkan Buku terbitan Republika. Kunjungi instagram saya ya di akun @kanianingsih untuk mengikuti Giveaway Buku Republika di Instagram.

Selamat mengikuti dan semoga teman-teman beruntung! 

Comments

  1. Oke mbak. Aku bookmark dulu..semoga bisa ikutan

    ReplyDelete
  2. Tentang Kamu.
    Sepertinya akan terbuai lagi kalau mbaca buku Tere Liye :D

    ReplyDelete
  3. Nama : Dita Arina Astrianda
    Email : yuki.wolverine@gmail.com
    Facebook : Yvana Elsmere
    Konfirmasi sudah follow blog Kania (follow dengan akun Chiho Yuki) dan sosial media Buku Republika melalui Facebook.

    Ini pengalaman saya dalam membaca buku. Bagi saya buku sudah seperti teman sehari-hari yang bisa menemani kemana saja. Suka membaca sejak SD apalagi koleksi buku dan majalah sampai lemari isinya penuh dengan buku dan majalah. Pernah juga sampai dilarang beli buku kecuali buku pelajaran karena sudah terlalu banyak koleksi buku di lemari. Meski tetap saja diam-diam beli buku baru, kalau nggak ya nongkrong di perpustakaan daerah sampai lama sampai ada sms ultimatum : pulang jam berapa? Atau mau tidur sama makan diluar? Hehe karena setiap siang selalu dibiasakan sama ortu buat tidur siang jadi kalau pulang terlalu siang bisa dapat sms seperti itu.

    Baca buku sudah seperti candu bahkan lebih dari nonton tv. Sampai rasanya sama temen dibilang aneh karena acara tv apalagi sinetron gak update tapi kalau dibilang ada koleksi buku baru diperpustakan langsung ke perpus kalau perlu rebutan buku sama yang lain (tapi gak sampai berantem cuma dibilang : telat mbak sudah dipinjam sama sebelahnya mbak itu)

    Seiring berjalannya waktu, buku-buku fisik mulai tergeser dengan adanya e-book yang lebih simple gak perlu ruang buat menyimpan bahkan kalau pinter-pinter cari di internet bisa dapat gratis. E-book ternyata membuat saya begitu mudah berpaling dari buku fisik. Membaca melalui gadget kalau belum selesai tinggal simpan di halaman berapa. Bisa baca dimana saja cuma modal Smartphone atau tablet.

    Meski kelebihannya mudah dibawa kemana saja bahkan menyatu dengan smartphone rasanya tetap saja ada yang hilang. Keasyikan membaca buku fisik memang tidak akan pernah bisa tergantikan dengan peralatan canggih apapun. Selain itu ada yg lebih saya sukai lagi yaitu "bau buku" jadi kadang suka mencium bau bukunya apalagi kalau buku baru ada aroma khasnya. Satu lagi yang perlu diingat membaca melalui e-book jadi melelahkan mata dengan cepat juga. Kalau dipaksakan pun kadang jadi pusing.

    Selain itu buku fisik juga menjadi kebanggan juga (apalagi saya sekarang pun juga mengeluarkan satu buku karya fiksi saya) bagi penulisnya.

    ReplyDelete
  4. Waah saya juga penggemar karya-karya Tere Liye Mbak. Bookmark dulu ah informasinya. Thx Mbak Kania

    ReplyDelete
  5. Nama : Lendy K. Reny
    Email : moetz.chayang@gmail.com
    Akun fb/twitter dan IG : @lendymut

    Konfirmasi :
    Sudah follow blog mba Kania dan fp Republika.



    Pengalaman menarik membaca buku terbitan Republika adalah saat membaca buku Tere Liye.

    Bab demi bab kerasa berlalu begitu cepat.
    Alur dan kisahnya sungguh membuat saya merasa terbius dalam membunuh waktu.
    Imajinasi saat membaca pun serasa berakar ke mana-mana.

    Seru.


    Tidak semua penulis bisa membawa kita ke dunia yang mereka ciptakan dalam buku tersebut.
    Hanya penulis terpilih yang bisa.

    Semoga Republika bisa menerbitkan banyak kisah dan buku yang membuat pembaca lupa akan dunia digital yang saat ini sudah meraja.


    Semangat membaca membuka cakrawala dunia!

    ReplyDelete
  6. Dilihat dari reviewnya, kayanya bagus tuh buku...

    ReplyDelete
  7. Hujan bertandang sore ini, dan pipi lembutmu itu basah.
    Rinai rintik hujan membuat suasana semakin syahdu.

    Kita duduk, berhadapan, tapi tak saling pandang.
    Kau memalingkan muka, dan aku sibuk mengawali cerita.

    Tak ada siapa-siapa. Tak ada yang lain. Tak ada orang lain.
    Ini hanya, "tentang kamu", kata ku pelan.
    Kau nampak terkejut, tanganmu gemetar, tapi hanya sebentar, setelahnya kau jatuhkan kembali pandang menuju jendela besar, tenggelam memandangi jalan-jalan.

    "Pulang.."

    "Ya?", aku bertanya memastikan sumber suara. Lebih dari lima belas menit, aku menunggu ia bersuara.

    "Pulanglah hari ini sebelum jam dua belas malam", dengan terburu ia seret kursi ke belakang dan setengah berlari meninggalkanku sendiri, dengan dua gelas kopi yang telah lama mendingin.

    #####

    Masuk kategori fiksi mini ya Mbak itu? hihi :D :D.

    Oh ya Mbak, twitter republika yang Mbak tulis di atas kalau di klik linknya masuknya ke Instagram.

    Sudah ya Mbak, kita sudah saling follow. :)

    Nama; Nurin Ainistikmalia
    FB: Nurin Ainistikmalia
    Twitter: @istikmalia
    instagram: nurin_ainistikmalia

    email: nurinainistikmalia@gmail.com

    ReplyDelete
  8. Buku2 terbitan republika ini tebal2 tp isinya berbobot. Bacanya bsa berhari2 hee..
    Ga ikutan ya mba udh punya buku2nya soalnya

    ReplyDelete
  9. Bookmark dulu sambil mikirin idenya, saya juga suka baca novel Tere Liye

    ReplyDelete
  10. rasanya ketagihan membaca artikel seperti ini wkwk..
    izin share

    ReplyDelete
  11. diliat dari buku nya tebal sih tapi setelah di liat bukunya sangat bermanfaat sekali

    ReplyDelete
  12. Nama: A'imatul Latifah
    Email: aimatullatifah27@gmail.com
    Akun twitter: @Aim_La27
    Konfirmasi follow: Aku sudah follow blog mba Kania melalui email. Nama email saya (Aimatul Latifah) dan sudah follow akun Republika melalui twitter dan facebook juga.

    Rasanya buku-buku terbitan Republika selalu terasa istimewa dihati pembaca ya.. Mungkin aku dan teman-temanku salah satu dari pembaca yang ikut merasakan keistimewaannya. Menurut aku selalu ada kisah yang sulit terlupakan ketika sudah selesai membaca bukunya. Tidak hanya itu, bahkan aku dan teman-teman selalu rela antri berhari-hari untuk meminjamnya jika belum memilikinya.
    Biasanya juga, selalu ada kebiasaan rutin yang selalu kita lakukan ketika kita sudah sama-sama selesai membaca. Ya, kita akan bercerita bersama-sama tentang buku tersebut. Sangat seru, apalagi jika sudah membahas buku karya Tere Liye. Aku masih ingat dengan buku karya Tere Liye yang Serial Anak Emak berjudul Amelia. Hampir semua temanku menitikan air mata karna ceritanya.
    So, kesimpulannya buku-buku terbitan republika selalu istimewa, selalu meninggalkan kesan dan pesan yang baik. Selalu kita tunggu-tunggu saat akan menerbitkan buku-buku tebalnya yang baru. Walaupun ada juga yang bilang buku-buku republika covernya kurang menarik! Ah, menurutku cover tidak sedikitpun mengurangi bagus dan bermutunya isi dari sebuah buku bukan?? Jadi, rasanya sangat tidak adil jika hanya melihat sampul sudah mencap bahwa buku tersebut kurang menarik. Sukses terus deh buat republika, selalu terbitkan buku-buku yang selalu meninggalkan kesan tak terlupakan bagi kita pembaca buku setia republika. Gak lupa sukses juga buat mba Kania dan Makasih kesempatan ikutan GA nya.

    ReplyDelete
  13. Belum membaca buku ini mba. Tapi kmrn baru aja beli buku terbitan Republika yang judul Ayah, kisah Buya Hamka. Sukses giveawaynya mba Kania :)

    ReplyDelete
  14. Nama: Dinar Arisandy
    Email: Dinararisandy@gmail.com
    Twitter: @dinar_arisandy
    Sudah follow blog-nya by email, sudah follow akun twitter Penerbit Republika. :) Anyway, itu link ke twitter Republika salah, Mbak. Nyasar ke IG-nya


    Fiksi Mini - JENUH
    Duduk dan hanya diam. Daku terus menanti yang tak kunjung pulang. Ini tentang kamu, kamu yang telah melupakan.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Ikutan ya mbaaak ^^ Saya sudah follow blog mbak Kania dan follow twitter & IG republika serta like Fanpage-nya

    Nama: Audia Azizah Azani
    e-mail: iniaudia@gmail.com
    FB: Audia Azani
    Twitter/IG: @audiamon

    SUARA HATI ISTRI BANG TOYIB

    Hari ini radio memutar lagu tentang kamu seakan tahu kalau aku sedang menantimu pulang di sini.

    ^^

    ReplyDelete
  17. Aku kenal dunia bacaan semenjak SD, dengan meminjam buku cerita rakyat atau cergam di perpus sekolah. Lalu mulai baca novel sejak kelas dua SMP. Dan beruntungnya pas SMP kapasitas bukunya lebih banyak lagi (hore!). Tidak hanya novel saja, melainkan ada juga majalah bobo, cerbung, cerkak, kumpulan kisah inspiratif, kumpulan puisi dan masih banyak lagi. (omong-omong disini novelnya tak terlalu banyak, hanya novel islami yang kebanyakan tokohnya sekolah di pesantren. Itu karena mengingat usia smp belum bisa dikatakan siap baca novel, begitu kata penjaga perpus kalau ku tanya kapan novelnya bisa bertambah banyak dan ceritanya lebih asyik).

    Buku adalah jendela dunia. Siapa pun orang yang telah membuat kata bijak tersebut, aku akan sangat berterima kasih padanya. Karena ia benar sekali. Buku itu bagaikan kacamata kita menatap dunia secara tidak langsung. Melalui buku, kita di tuntun menjelajahi segala isi yang ada di bumi ini. Mulai dari buku pelajaran yang membantu murid semakin pintar dan rajin membaca. Atau buku travelling yang membuat pemilik, serta pembacanya mengetahui secara detail bagaimana setting, keadaan, dan apa saja yang ada disana tanpa perlu jauh-jauh pergi kesana langsung, yang tentu akan mengocek dompet lebih dalam. Serta buku-buku lainnya yg masih banyak sekali, dan tidak mungkin kan aku sebutkan satu-satu (hehehe).
    Membahas dunia buku dan literasi. sangat bersyukur sekali aku hidup di golongan orang-orang yg suka baca buku.
    Berasa hidup di tempat yg tepat, dan memudahkanku ngomongin buku dan macam-macam yg berhubungan dgn buku.
    Kadang kala, aku dan teman-temankuku (yang sepemikiran denganku tentang buku)
    bertukar buku (maksudku novel). Lalu membahasnya bersama-sama. Sangat menyenangkan.
    Aku tahu, kalau sedang membahas buku memang tidak akan ada habisnya, mengingat zaman sekarang, untuk mencari bahan bacaan sangat lah mudah (tidak seperti masaku yg harus ke perpus dulu, pun jumlah buku yg diperbolehkan di bawa pulang cuma sebiji), juga tidak hanya mengandalkan pada buku—secara harviah nyata. Melainkan bisa menggunakan aplilasi digital yg lebih canggih dan modern. (Misal, tinggal online aja buku siap antar, atau baca gratis lewat aplikasi wattpad, ijakarta,dan masih banyak lagi). Jaman semakin canggih dan aku rasa bacaan pun semakin melimpah. Tentu saja membahas buku—bagi si gemar membaca buku ataupun si yang masih belum terserang sindrom kutu buku—tidak bakal ada habisnya. Dan bagaimana perkembangan jaman nantinya—apakah orang-orang yang hobi membaca buku dan semakin pintar di buatnya akan semakin bertambah?



    Nama: Rinita
    Email-aktif-ku: rinivirgo@gmail.com
    'Konfirmasi', sudah memfollow blog "Kania & Buku" melalui akun: Rini Virgo
    Serta sosial media Buku Republika melalui Twitter (sekaligus akun sosmed Kak Kania) : @Rinitavyy

    ReplyDelete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. Hazhwa W
    E-mail : hazhwa@gmail.com
    FB: hazhwa
    IG: haz.139

    Udah follow semua medsos dan blognya kak.

    Pengalaman membaca novel penerbit Republika aku pastinya belum sebanyak kak @kanianingsih atau kakak -kakak yang lainnya. Cuma satu kali dan itupun aku lakukan penuh perjuangan. Bukan pengalaman yang berkesan sih kak kalo di dengar, karena ini lebih tepat dibilang memalukan dan mengenaskan. Novel yang aku maksud di sini tak lain adalah salahsatu novel yang terpajang di atas, 'Tentang Kamu' karya Tere Liye. Novel pertama terbitan Republika yang aku baca. Novel pertama kali dengan tebal 524 yang aku selesaikan dalam tiga hari. Novel pertama kali yang dimata aku terlihat begitu sempurna. Novel pertama kali yang gak rela untuk aku kembalikan pada yang punya. Hihihi, memalukan yang aku maksud tadi karena novel itu minjam kak, penuh perjuangan membujuk teman aku itu, lalu berjanji akan segera aku kembalikan. Jangan ketawain aku karena gak mau ngembaliin bukunya ya kak, semua karena novel terbitan Republika benar-benar kece, badai, petir, halilintar. Benar-benar keren. Ketika membacanya, aku dibuat masuk ke dalam cerita tersebut. Seperti aku melihat langsung segala kejadian dalam novel itu. Alurnya sangat menegangkan, bikin greget, bikin penasaran.

    Sejak saat itulah aku mulai mengikuti segala novel terbitan Republika. Yakin semua novel terbitan Republika gak akan mengecewakan. Memiliki kelebihan yaitu akan ada nilai kehidupan yang dapat kita ambil saat membacanya. Bukan hanya memberi kita hiburan dengan cerita atau tokoh-tokoh khayalan tapi semua disajikan dengan konflik-konflik yang sering kita hadapi sehari-hari. Hiburan yang bermutu tapi mudah kita serap maknanya tanpa sedikitpun merasa bosan.

    Aku terus berharap dapat membaca semua novel berkualitas itu. Terus menabung untuk dapat memiliki sendiri novel terbitan Republika lainnya. Berdoa terus agar ada GA yang membagikan novel terbitan penerbit kece ini. Saat doa aku terkabul ada GA buku Republika, sekarang aku makin berdoa moga kakak yang baik dan penerbit yang super keren ini mau memilihku. Sumpah aku pengin baca novel Pulang, sebuah novel terbitan Republika yang sekali lagi mengajarkanku tentang perjuangan orangtua kita. Bismillah wish me luck, Amin. #giveawaybukurepublika

    ReplyDelete
  20. Hazhwa W
    E-mail : hazhwa@gmail.com
    FB: hazhwa
    IG: haz.139

    Udah follow semua medsos dan blognya kak.

    Pengalaman membaca novel penerbit Republika aku pastinya belum sebanyak kak @kanianingsih atau kakak -kakak yang lainnya. Cuma satu kali dan itupun aku lakukan penuh perjuangan. Bukan pengalaman yang berkesan sih kak kalo di dengar, karena ini lebih tepat dibilang memalukan dan mengenaskan. Novel yang aku maksud di sini tak lain adalah salahsatu novel yang terpajang di atas, 'Tentang Kamu' karya Tere Liye. Novel pertama terbitan Republika yang aku baca. Novel pertama kali dengan tebal 524 yang aku selesaikan dalam tiga hari. Novel pertama kali yang dimata aku terlihat begitu sempurna. Novel pertama kali yang gak rela untuk aku kembalikan pada yang punya. Hihihi, memalukan yang aku maksud tadi karena novel itu minjam kak, penuh perjuangan membujuk teman aku itu, lalu berjanji akan segera aku kembalikan. Jangan ketawain aku karena gak mau ngembaliin bukunya ya kak, semua karena novel terbitan Republika benar-benar kece, badai, petir, halilintar. Benar-benar keren. Ketika membacanya, aku dibuat masuk ke dalam cerita tersebut. Seperti aku melihat langsung segala kejadian dalam novel itu. Alurnya sangat menegangkan, bikin greget, bikin penasaran.

    Sejak saat itulah aku mulai mengikuti segala novel terbitan Republika. Yakin semua novel terbitan Republika gak akan mengecewakan. Memiliki kelebihan yaitu akan ada nilai kehidupan yang dapat kita ambil saat membacanya. Bukan hanya memberi kita hiburan dengan cerita atau tokoh-tokoh khayalan tapi semua disajikan dengan konflik-konflik yang sering kita hadapi sehari-hari. Hiburan yang bermutu tapi mudah kita serap maknanya tanpa sedikitpun merasa bosan.

    Aku terus berharap dapat membaca semua novel berkualitas itu. Terus menabung untuk dapat memiliki sendiri novel terbitan Republika lainnya. Berdoa terus agar ada GA yang membagikan novel terbitan penerbit kece ini. Saat doa aku terkabul ada GA buku Republika, sekarang aku makin berdoa moga kakak yang baik dan penerbit yang super keren ini mau memilihku. Sumpah aku pengin baca novel Pulang, sebuah novel terbitan Republika yang sekali lagi mengajarkanku tentang perjuangan orangtua kita. Bismillah wish me luck, Amin. #giveawaybukurepublika

    ReplyDelete
  21. Nama : Sri Ningsih
    Email aktif : sri_aqzalli@yahoo.com
    Akun facebook/twitter/instagram : Sri ningsih II / @celikningsih / @sriningsih10
    Sudah memfollow blog Mbak Kania dan buku. dan sudah memfollow semua akun sosial media Buku Republika.

    Pengalaman pertamaku membaca buku terbitan Republika beberapa waktu lalu, yaitu membaca novel tere Liye yang berjudul Pulang. Secara kebetulan bertemu teman lama dalam satu mata kuliah yang sama, dan dia meminjamkan novel Pulang padaku. Dia bilang bahwa aku akan suka dengan isi cerita di dalamnya. Benar saja, aku jatuh cinta dengan novel ini. Banyak hikmah yang bisa aku ambil dari sosok pemeran utama, aku bahkan menitikkan air mata saat ceritanya menyinggung soal orang tua.

    Namun sayang, yang namanya dipinjami memiliki batasan :') novel Pulang sudah kembali ke siempunya. Novel Pulang membekas banget di hatiku. Terimakasih Buku Republika sudah mau menerbitkan novel Pulang. Dan aku mengikuti perkembangan informasi bahwa Buku Republika baru-baru ini menerbitkan novel Tentang Kamu milik Tere Liye. Pasti novel itu nggak kalah berkesan. Namun untuk saat ini aku pengen banget punya novel Pulang.

    Bismillah. Wish me luck. Terimakasih kesempatannya Mbak :)

    ReplyDelete
  22. Quote: "Semua hal tentang kamu,selalu membuatku rindu untuk pulang ke kampung halaman"
    Nama: Rohaenah
    Email: rohainalilis@gmail.com
    Twitter: @rohaenah1
    Konfirmasi: sudah follom blog mba kania via email sama G+
    Mudah-mudahan meskipun quotenya singkat tapi bisa membawa keberuntungan🙆

    ReplyDelete
  23. nama: Asep Nanang
    email aktif: asepnanang59(at)gmail(dot)com
    akun twitter:@asepnanang59
    akun instagram: asepnanang59
    Ikutan ya mbak Kania, berkah selalu blognya... hehe

    Prahara Keluarga
    Pada suatu malam, rembulan tertutup awan-awan kehampaan. Angin bertiup perlahan seakan takut membangunkan insan yang terlelap dalam tidur nyenyaknya. Sementara itu gelap mulai menguasai jagad raya, dengan segenap keangkuhan ia telan seluruh cahaya yang ada, kecuali cahaya hati insan yang beriman dan cahaya dari doa-doa janda renta atau jeritan si yatim. Aku berjalan dalam gelap dan kumulai cerita yang entah mengapa aku ingin menceritakannya, walau ini bukan cerita tentang kamu atau tentang kisahku bersama dirimu. Bukan, ini bukan kisah kita. Ini kisah tentang seorang wanita yang tertimpa duka nestapa. Biduk cintanya karam dihantam nista. Tangan-tangan takdir merampas cahaya jiwanya. Badai perpisahan telah datang padanya. Tidak ada yang mampu ia lakukan selain bersedih dan menangis. Ia terisak, “Sungguh malang nasibku”.
    Masih di malam yang sama dengan rembulan yang sama, angin yang serupa, serta kegelapan yang masih merajalela. Terduduk laki-laki yang tidak kalah menyedihkan dari si wanita. Wajahnya getir seperti seorang hamba sahaya yang dipenjara oleh kutukan. Biduk kasihnya diterkam badai cinta nan garang. Biduknya karam di tengah lautan ketakberdayaan. Sungguh kasihan lelaki tersebut. Aku pun berdoa di bawah sinar rembulan semoga laki-laki itu bisa sembuh dari luka yang menderanya.
    Aku hendak berlalu. Tetapi langkahku terganggu oleh tangisan tersedu. Isak yang membujukku tetap terdiam. Raungan menyanyat hati yang membuat semuanya terhenti. Setelah kucari, terlihat sosok anak kecil yang terlihat menderita. Ia dipasung dalam mimpi-mimpi kesedihan. Matanya menjerit meminta pertolongan. Ia menangis, namun tanpa air mata. Ia berontak, namun tiada yang melihatnya. Entah, duka apa yang ia rasakan? Lalu kulihat lagi wanita duka nestapa dan lelaki getir yang kutemui sebelumnya. Seketika aku membenci mereka, dan bercampur dengan rasa sedih kuumpat keduanya, “Sudahlah! hentikan prahara ini, sudahi pertengkaran kalian, dan selamatkan anak yang dipasung itu” Keduanya hanya saling menatap kemudian menangis tersedu-sedu. Aku pun pulang dengan tangis yang membanjiri mata dan hatiku.

    ReplyDelete
  24. Nama : Syafira Rofita R.
    Email : firafita76@gmail.com
    Facebook/instagram : Syafira Rofita / @syafira_rofita
    Konfirmasi : aku sudah memfollow instagram kak Kania & Buku dan sosial media Buku Republika (Facebook).

    Bismillah,
    (Quote) :
    Bayang awan hitam merekat erat
    Indah pelangi hanya perisai semata
    Jatuhnya air mengalir dan terkunci dalam samudra
    Ini bukan tentang hujan
    Namun, Tentang Kamu dan penyesalan masa lalu
    Belenggu penyesalan yang sulit terlupa
    Aku hanya bisa Pulang dan berserah kepada-Nya
    Memohon dan berdo'a agar kesalahan tidak terulang pada kita.

    Sekian :)
    Wish me luck :)

    ReplyDelete
  25. Nama : Rahmawati
    E-mail aktif : rahmawatiche140890@gmail.com
    Akun IG : @rahmawatiassyifa
    Sudah like blog Kania dan Buku serta sudah Follow IG dan like FP Penerbit Republika

    Assalamualaykum Kak

    °PERMINTAAN MAAF
    Sebelumnya saya minta maaf ya, kak. Karena ini adalah postingan saya yang kedua di kolom komentar, yang pertama sama hapus karena ada something trouble (bisa jadi kak Kania tau, hehe). Dan saya tidak melihat ada peraturan yang melarang untuk menghapus komentar pertama lalu membuat komentar baru. Sekali lagi mohon maaf ya, kak. ^^

    °Pengalamanku
    Aku sebenarnya tidak terlalu suka membaca, sejak kecil ya kalau mau membaca ya membaca. Ada buku yang enak jalan ceritanya ya dibaca, kalau sampai kutu buku ya tidak. Dan ini berlanjut hingga aku sampai dibangku kuliah.
    Ohya, tapi kali pertama aku beli buku pakai uang sendiri (uang tabungan dan selain buku2 wajib sekolah) pada tahun 2007. Aku membeli 2 buku, salah satunya adalah Novel Ayat-Ayat Cinta karya Kang Abik penerbitnya Republika.
    Nah, dan ini juga novel pertama yang aku baca tuntas kurang lebih 1 minggu (kala itu serasa sangat luar biasa,hehe).

    Nah, minat baca timbul kembali (tidak terlalu banget sih, tapi sudah mulai suka membaca, hehe) pada tahun 2011. Kala itu aku di tahun ke 3 kuliah. Terinspirasi dari seorang kakak senior yang dikamarnya memiliki banyak buku lantas aku bertanya, ini sudah kakak baca semua ? Dan dia menjawab, belum tapi kalau ada uang ya beli aja dulu. Nah, sebelum minat baca tumbuh dan berkembang, terlebih dahulu aku memang suka mengoleksi buku, hehe.

    Di tahun 2011 itulah, seiring dengan hobi membeli buku (sebulab minimal 1 buku), semangat membaca yang mulai tumbuh dengan sangat pesat. Awalnya 1 bulan bisa membaca 1 buku, berlanjut hingga saat ini membiasakan bisa membaca 1 minggu 1 buku. Nah, dalam membaca terkadang saya juga mengalami jenuh dan bosan. Jadi, saya menyelang-nyelingkan membaca antara buku fiksi dan non fiksi. Tapi, emang fiksi lebih menarik ketimbang non fiksi. Pernah suatu kali aku bisa merampungkan membaca buku fiksi 500hal kurang dari 24 jam (ini pencapaian terbaikku, hehe).

    Dari sekian banyak buku yang tertata rapi di rak buku-ku, ada beberapa buku terbitan Republika. Seperti yabg telah aku ceritakan diatas tadi, aku membaca buku terbitan Republika pertama kali tahun 2007. Dan aku suka dengan yang pertama bentuk fisik bukunya, kertaa yang dipakai adalah jenis kertas nonbleaching (bukan kertas putih/sejenis kertas koran), sehingga massa kertas nya ringan dan membuat buku juga jadi ringan. Jadi, kalau dimasukin tas dan dibawa kemana-mana gak berat. Dan Alhamdulillah, sampai sekarang masih bertahan. Yang kedua dari semua buku terbitan Republika yang pernah aku baca, hampir semua membuat hati gerimis. Dimulai dari Ayat-Ayat Cinta, Rindu, Tentang Kamu, Sunset Bersama Rosie, dsb.

    Overall. Sampai saat ini aku masih belajar mengendalikan diri supaya bisa teratur membaca. Waktu itu ada seorang abangnda yang bilang gini "bacalah apa yang kamu senangi". Karena saat ini lagi suka baca novel, bisa jadi akan banyak mengoleksi novel terbitan Republika. Berharap "Pulang" bisa menjadi bagian kawan-kawannya di rak buku aku. Hehe.

    Semoga Penerbit Republika dan kak Kania Sukses Selalu. Aamiin.

    Wassalamualaykum

    ReplyDelete
  26. Nama : Nurwahidah

    Email : wawcuz@gmail.com

    Twitter: @wawha_cuza

    Instagram: @dearlangit

    Konfirmasi sudah follow blog mbak Kania (follow dengan akun wawhacuza / wawhacuza.blogspot.co.id)

    Tentang kamu yang selalu menungguku pulang. Menanyakan kabar. Memberiku semangat. Memelukku hangat. Mendengar keluh kesahku. Menghibur kala hatiku gundah. Ibu, aku mencintaimu dengan segenap jiwaku. Doakan anakmu ini selalu ya.

    ReplyDelete
  27. Nama : Yanti
    Email : sitinuryanti@yahoo.com
    Twitter : @NelyRyanti
    Sudah Follow blog ini lewat GFC atas nama Siti Nuryanti, dan follow twitter Mba Kania (sudah saling follow) dan buku Republika

    Qoute :

    Semua masih tentang Kamu, mimpiku, harapanku, dan cita-citaku. Karena kamu tempat aku Pulang

    ReplyDelete
  28. Nama: Dwita Andhara
    Email: dhitaandhara@gmail.com
    Twitter: @dwitaandhara
    Konfirmasi sudah follow blog KaniadanBuku dengan akun Dwita Andhara. Dan juga sosial media Buku Republika melalui twitter (Yang ini sudah lama)

    Pengalaman menarik membaca buku mungkin saat pertama kalinya saya mengenal betapa menyenangkannya membaca buku. Benci jadi cinta, mungkin jika dikisahkan seperti cerita teenlit atau romance, pengalaman saya ini kurang lebih persis seperti itu. Tapi ini dengan sebuah buku, benda mati yang bagi pemikiran labil saya dulu adalah benda tebal yang mesti di jauhi. Menjadi salah satu sumber kenapa seseorang dijuluki kutu buku, pihak yang selalu tersakiti dengan aksi bullying. Yah waktu itu saya tahunya begitu. Kalau sudah bawa buku kemana-mana, terlebih jika orang itu pakai kacamata yah nggak salah lagi kalau dia kutu buku.

    Tapi sejak duduk di bangku SMA, pemikiran saya sedikit-demi sedikit berubah. Itu sejak kenal teman saya namanya Upe. Kami sudah sekelas dari kelas satu SMA. Saat itu belum terlalu akrab dan dia belum pakai kacamata, bagi saya masih normal-lah seperti siswa lainnya. Maafkan, itu saat masih kelas satu, pemikiran saya masih belum move on dari masa SMP. Naik kelas dua tahun selanjutnya, kami ternyata selalu berjodoh. Bukan jodoh dalam artian apa, tapi kami masuk jurusan yang sama dan selalu sebangku. Dan selama itu pula saya mengenal dia akrab dengan buku, terutama novel dan dia penggila karya Tere Liye. Satu hal dia juga mulai menggunakan kacamata saat kelas 3. Ditanya perasaan, jujur saya sudah tidak ilfeel. Yah namanya juga sering sama-sama, jadi jarakpun mungkin tak bisa memisahkan kami saat itu haha. Karena dia, saya mulai suka membaca. Dan buku pertama yang dia kenalkan adalah Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Sebuah novel yang untuk pertama kalinya juga buat saya menitikan air mata. Sentimentil, tutur bahasa mengorek perasaan. Membuka mata saya bahwa dari tumpukan lembaran kertas yang dulunya saya jauhi bisa membuat saya merasakan dunia lain dengan beraneka macam pergolakan rasa.

    QUOTE:

    Hidup tak harus selalu berpusat tentang kamu. Karena satu hal yang ku tahu pasti, masih ada keluarga yang menjadi pelabuhan terakhir saat aku ingin pulang. Seperti halnya sebuah buku, yang menjadi tempat terakhir bagi seorang penulis menuangkan segala ide, pikiran dan perasaannya.

    A/n: Aku ikut dua-duanya nggak apa-apa kan kak? Siapa tau bisa jodoh dengan salah satunya ^^ *peace*

    ReplyDelete
  29. Nama : mimi fachriyah
    Email : mimifachriyah711@gmail.com
    Twitter: @mimichinori
    Konfirmasi : Ya, sudah memfollow blog mbak Kania (dengan akun mimi fachriyah) & twitter Buku Republika.


    ~~~
    Ku berjalan mengarungi malam, bersama beban baru, hanya untuk sebuah mimpi. Ku tatap langit yang bertabur bintang, ah! ada bayangan senyummu di sana.

    Aku kembali berjalan di pagi hari, menaiki bukit. Nafasku mulai tersengal-sengal, langkahku mulai tertatih.

    "Tetap semangat dinda!"

    Ah! Entah dari mana datangnya, suara itu, suara mu yang menusuk telingaku.

    Aku berjalan lagi. Menjemput mimpiku. Sampai ku temukan lautan luas yang terhampar.

    Ku tatap langit senja kala itu. Matahari mulai menyembunyikan sinarnya. Tapi mengapa? Justru bayanganmu yang muncul tiba-tiba.

    Ah! Mengapa semua masih tentang kamu?

    Ku hirup oksigen di sekelilingku banyak-banyak. Ah! Mana ada oksigen dengan bau minyak wangi mu?

    Baiklah, aku kalah. Aku mengalah.
    Atas nama diri dan egoku, aku pulang.
    Aku kembali pulang, ke dalam pelukanmu, ibu.

    Karena... Karena aku tahu.
    Sejauh apapun mimpiku. Sejauh apapun aku melangkah.
    Hanya engkau, ibu.
    Hanya padamu, ibu.
    Tempat ku kembali pulang.

    ~~~

    Pengalaman menarik membaca buku yang pernah aku alami. Sejujurnya awalnya aku lebih suka baca komik, bacanya pun selalu gratisan di toko bukunya langsung. Soalnya aku kan belum kerja, jadi enggak punya banyak uang buat beli komik. Kadang kalau komik favorit aja yang aku beli. Selebihnya baca gratis aja. Eh. Jadi setiap aku di rak toko buku yang berisi komik, langsung cari komik menarik yang udah dibuka plastiknya XD. Terus aku langsung baca, kalau gak ada orang disekitar, aku bacanya sambil lesehan. Asik deh, toko buku rasa perpustakaan. Aku sekali ke toko buku, bisa baca 1 atau 2 komik. Lagi pula emang enggak butuh waktu lama untuk membaca komik. Tapi pernah satu kali, aku ketangkep basah sama pak petugas yang suka pakai baju hitam dan mondar mandir itu. Dia bilang, ''dek jangan duduk di lantai dek". Aku jadi malu di tegur gitu, yaudah aku menurut aja sama permintaan si bapak. Semenjak saat itu, aku jarang nongkrong di rak buku komik. 😂 kalau mau numpang baca juga jadi gak enak. Maaf yah semua, ini pengalaman menarik yang tidak boleh di tiru. Hihihi. Dan semenjak gak baca komik, aku jadi jarang baca buku fiksi. Tapi sekarang sudah mulai membaca yg berbau fiksi lagi. Masih dengan cara gratisan, tapi kali ini lebih elite. Aku membacanya lewat iPusnas. Sejak kenal iPusnas, aku jadi suka baca novel romance gitu. Dan minggu lalu aku baca karya bang Tere Liye yang 'Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah'. Novel itu adalah novel yang paling perfect yang pernah aku baca. Novel tentang cinta pertama yang sangat menginspirasi, tentang makna cinta yang sesungguhnya. Bukan tentang cinta anak muda yang membutakan, membuat gila, ataupun membuat cengeng. Kesimpulannya, aku mau banget kedua novel bang Tere Liye. Satu novel juga mau banget. Hehe #ngarep.

    Maaf mbak Kania, ini komentarnya kepanjangan m(__)m

    ReplyDelete
  30. Nama : Fatma
    Email : assalamualaikumfatma@gmail.com
    Twitter. : @ukhty_fatmaa
    FB. : Fatma
    Instagram : @ukhty_Fatmaa
    Saya sudah follow akun Twitter blogger dan mengkonfirmasi blok ini dengan nama akun Fatma_Zee


    Quote

    "Tentang kamu"

    Mengapa hal yang menyangkut tentang kamu masuk ke hatiku seperti Sianida yang tak kutemukan penawarnya? Aku pernah mencoba masuk pada beberapa hati. Mengapa begini? Hatiku selalu memilih pulang padamu karena hatimulah yang terpilih untuk melanjutkan sulaman diksiku.


    Fiksi

    "Tentang kamu"

    Ais :

    Kristal bening itu masih menggantung di ujung mataku. Di bawah guyuran gerimislah aku menyembunyikan tangis. Sangat tragis. Mengapa manik mataku harus menyaksikan Andre membacakan puisi untuk gadis yang berdiri di bahu jalan? Bibirku masih bergetar menahan tangisku yang pecah. Namun tiba-tiba Andre menoleh dan menangkap basah kehadiranku. Lalu....

    "Ais???"Andre melambaikan tangannya.

    Kepercepat langkahku untuk menjauh dari jarak pandangnya. Namun ia berhasil menghentikanku. Tangannya meraih kertas yang sudah kuremukkan dalam genggamanku.

    "Apa ini?"ucapnya.

    "Puisi tentang kamu"kataku sambil memalingkan muka.

    Keningnya mengerut. Wajahnya menatapku dengan segudang pertanyaan. Ia mencoba memaknai bahasa wajah yang sedang kuperjelas.


    Andre :

    Gadis cantik bernama Ais masih menangis sesegukan. Nalarku baru mengerti perasanya terhadapku. Kertas yang ku pegang adalah puisi terakhirnya. Ternyata tas plastik bening yang ia jinjing bukan berisi lembaran skripsi. Semua kertas itu berisi puisi yang ia tujukan padaku.

    "gadis bodoh"kataku

    Ais adalah gadis yang ku ingin dari dulu. Terhitung sudah tiga tahun aku mengejarnya. Namun ia bersikap terlalu dingin dan susah kutebak. Ku pikir ia tak punya detakan untukku. Ternyata ia lebih memilih menuangkan semuanya dalam puisi.

    "Pergilah"Ais menepisku.

    Matanya terlihat sangat murka
    padaku. Ia sepertinya salah paham. Namun di sisi lain aku senang karena ia menatapku penuh cemburu.


    "Puisi yang ku bacakan pada Faizah barusan hanya untuk pementasan dramaku nanti malam. Jangan salah paham. Kau adalah gadis pertama yang kuperjuangkan. Kemanapun aku pergi, kau adalah satu-satunya tempat hatiku untuk pulang.


    Ais tersipu, mata cantiknya menatapku. Ia kembali menunduk malu. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.







    ReplyDelete
  31. Nama : Fatma
    Email : assalamualaikumfatma@gmail.com
    Twitter. : @ukhty_fatmaa
    FB. : Fatma
    Instagram : @ukhty_Fatmaa
    Saya sudah follow akun Twitter blogger dan mengkonfirmasi blok ini dengan nama akun Fatma_Zee


    Quote

    "Tentang kamu"

    Mengapa hal yang menyangkut tentang kamu masuk ke hatiku seperti Sianida yang tak kutemukan penawarnya? Aku pernah mencoba masuk pada beberapa hati. Mengapa begini? Hatiku selalu memilih pulang padamu karena hatimulah yang terpilih untuk melanjutkan sulaman diksiku.


    Fiksi

    "Tentang kamu"

    Ais :

    Kristal bening itu masih menggantung di ujung mataku. Di bawah guyuran gerimislah aku menyembunyikan tangis. Sangat tragis. Mengapa manik mataku harus menyaksikan Andre membacakan puisi untuk gadis yang berdiri di bahu jalan? Bibirku masih bergetar menahan tangisku yang pecah. Namun tiba-tiba Andre menoleh dan menangkap basah kehadiranku. Lalu....

    "Ais???"Andre melambaikan tangannya.

    Kepercepat langkahku untuk menjauh dari jarak pandangnya. Namun ia berhasil menghentikanku. Tangannya meraih kertas yang sudah kuremukkan dalam genggamanku.

    "Apa ini?"ucapnya.

    "Puisi tentang kamu"kataku sambil memalingkan muka.

    Keningnya mengerut. Wajahnya menatapku dengan segudang pertanyaan. Ia mencoba memaknai bahasa wajah yang sedang kuperjelas.


    Andre :

    Gadis cantik bernama Ais masih menangis sesegukan. Nalarku baru mengerti perasanya terhadapku. Kertas yang ku pegang adalah puisi terakhirnya. Ternyata tas plastik bening yang ia jinjing bukan berisi lembaran skripsi. Semua kertas itu berisi puisi yang ia tujukan padaku.

    "gadis bodoh"kataku

    Ais adalah gadis yang ku ingin dari dulu. Terhitung sudah tiga tahun aku mengejarnya. Namun ia bersikap terlalu dingin dan susah kutebak. Ku pikir ia tak punya detakan untukku. Ternyata ia lebih memilih menuangkan semuanya dalam puisi.

    "Pergilah"Ais menepisku.

    Matanya terlihat sangat murka
    padaku. Ia sepertinya salah paham. Namun di sisi lain aku senang karena ia menatapku penuh cemburu.


    "Puisi yang ku bacakan pada Faizah barusan hanya untuk pementasan dramaku nanti malam. Jangan salah paham. Kau adalah gadis pertama yang kuperjuangkan. Kemanapun aku pergi, kau adalah satu-satunya tempat hatiku untuk pulang.


    Ais tersipu, mata cantiknya menatapku. Ia kembali menunduk malu. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.







    ReplyDelete
  32. Nama : Fatma
    Email : assalamualaikumfatma@gmail.com
    Twitter. : @ukhty_fatmaa
    FB. : Fatma
    Instagram : @ukhty_Fatmaa
    Saya sudah follow akun Twitter blogger dan mengkonfirmasi blok ini dengan nama akun Fatma_Zee


    Quote

    "Tentang kamu"

    Mengapa hal yang menyangkut tentang kamu masuk ke hatiku seperti Sianida yang tak kutemukan penawarnya? Aku pernah mencoba masuk pada beberapa hati. Mengapa begini? Hatiku selalu memilih pulang padamu karena hatimulah yang terpilih untuk melanjutkan sulaman diksiku.


    Fiksi

    "Tentang kamu"

    Ais :

    Kristal bening itu masih menggantung di ujung mataku. Di bawah guyuran gerimislah aku menyembunyikan tangis. Sangat tragis. Mengapa manik mataku harus menyaksikan Andre membacakan puisi untuk gadis yang berdiri di bahu jalan? Bibirku masih bergetar menahan tangisku yang pecah. Namun tiba-tiba Andre menoleh dan menangkap basah kehadiranku. Lalu....

    "Ais???"Andre melambaikan tangannya.

    Kepercepat langkahku untuk menjauh dari jarak pandangnya. Namun ia berhasil menghentikanku. Tangannya meraih kertas yang sudah kuremukkan dalam genggamanku.

    "Apa ini?"ucapnya.

    "Puisi tentang kamu"kataku sambil memalingkan muka.

    Keningnya mengerut. Wajahnya menatapku dengan segudang pertanyaan. Ia mencoba memaknai bahasa wajah yang sedang kuperjelas.


    Andre :

    Gadis cantik bernama Ais masih menangis sesegukan. Nalarku baru mengerti perasanya terhadapku. Kertas yang ku pegang adalah puisi terakhirnya. Ternyata tas plastik bening yang ia jinjing bukan berisi lembaran skripsi. Semua kertas itu berisi puisi yang ia tujukan padaku.

    "gadis bodoh"kataku

    Ais adalah gadis yang ku ingin dari dulu. Terhitung sudah tiga tahun aku mengejarnya. Namun ia bersikap terlalu dingin dan susah kutebak. Ku pikir ia tak punya detakan untukku. Ternyata ia lebih memilih menuangkan semuanya dalam puisi.

    "Pergilah"Ais menepisku.

    Matanya terlihat sangat murka
    padaku. Ia sepertinya salah paham. Namun di sisi lain aku senang karena ia menatapku penuh cemburu.


    "Puisi yang ku bacakan pada Faizah barusan hanya untuk pementasan dramaku nanti malam. Jangan salah paham. Kau adalah gadis pertama yang kuperjuangkan. Kemanapun aku pergi, kau adalah satu-satunya tempat hatiku untuk pulang.


    Ais tersipu, mata cantiknya menatapku. Ia kembali menunduk malu. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.







    ReplyDelete
  33. nama: Aulia
    email: auliyati.online@gmail.com
    facebook: Nunaa Lia
    twitter: @nunaalia
    instagram: @nunaalia
    id follow blog Kania & Buku: nunaalia 79
    follow sosial media Buku Republika: via FB, twitter, instagram

    Untuk mendapatkan novel “Pulang”, Ceritakan pengalaman teman-teman dalam membaca buku terbitan Republika.

    Buku terbitan Republika yg pernah ku baca kebanyakan karya Kang Abik, seperti Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Suka banget bacanya karena penuh inspirasi dan hikmah. Membaca karya Kang Abik yang selalu memuat unsur spiritual Islam membuat aku selalu diingatkan kembali untuk lebih dekat dengan Allah SWT, dan lebih memahami nilai-nilai Al-Quran. Membacanya selalu membuat hati dan jiwa di recharge kembali setelah disibukkan dengan urusan dunia yg kadang membuat lupa. Karena buku-buku terbitan Republika ini pulalah membuat saya jadi senang membaca buku.

    ReplyDelete
  34. Nama : Syafira Rofita R.
    Email : firafita76@gmail.com
    Facebook/instagram : Syafira Rofita / @syafira_rofita
    Konfirmasi : Aku sudah memfollow instagram kak Kania & Buku dan sosial media Buku Republika (Facebook).

    Bismillah,

    ------
    (Quote) :

    Bayang awan hitam merekat erat
    Indah pelangi hanya perisai semata
    Jatuhnya air mengalir dan terkunci dalam samudra
    Ini bukan tentang hujan
    Namun, Tentang Kamu dan penyesalan masa lalu
    Belenggu penyesalan yang sulit terlupa
    Hanya bisa Pulang dan berserah kepada-Nya
    Berdoa dan berusaha agar kesalahan tidak terulang
    -------

    Wish me luck :)

    ReplyDelete
  35. Nama : Rani W
    Gmail : ranidaiki@gmail.com
    Twitter : @raniwidiyansyah
    Konfirmasi : sudah follow melalu GFC (Rani Daiki) dan sudah follow akun Buku Republika

    Pandanganku tak tentu arah.
    Memecah belah setiap resah.
    Sakit di dadaku terasa membelah, waktu ku dapati kamu menyerah. Za, hatiku mendesah. Yang kulakukan sekarang hanya pasrah.

    Pandanganku lagi berkeliaran.
    Memecah belah setiap deburan.
    Kupikir kamu akan bertahan, berjuang bersamaku menahan setiap gempuran. Za, hatiku berkejaran. Selalu Tentang Kamu yang kupikirkan. Meskipun aku telah ditinggal sendirian.

    Lalu kulantunkan secarik doa.
    Yang mungkin menemanimu ditengah senja.
    Za, semoga kamu selalu berbahagia.

    >>sedikit aja, semoga beruntung :)

    ReplyDelete
  36. Nama : Fatma
    Email : assalamualaikumfatma@gmail.com
    Twitter. : @ukhty_fatmaa
    FB. : Fatma
    Instagram : @ukhty_Fatmaa
    Saya sudah follow akun Twitter blogger dan mengkonfirmasi blok ini dengan nama akun Fatma_Zee


    Quote

    "Tentang kamu"

    Mengapa hal yang menyangkut tentang kamu masuk ke hatiku seperti Sianida yang tak kutemukan penawarnya? Aku pernah mencoba masuk pada beberapa hati. Mengapa begini? Hatiku selalu memilih pulang padamu karena hatimulah yang terpilih untuk melanjutkan sulaman diksiku.


    Fiksi

    "Tentang kamu"

    Ais :

    Kristal bening itu masih menggantung di ujung mataku. Di bawah guyuran gerimislah aku menyembunyikan tangis. Sangat tragis. Mengapa manik mataku harus menyaksikan Andre membacakan puisi untuk gadis yang berdiri di bahu jalan? Bibirku masih bergetar menahan tangisku yang pecah. Namun tiba-tiba Andre menoleh dan menangkap basah kehadiranku. Lalu....

    "Ais???"Andre melambaikan tangannya.

    Kepercepat langkahku untuk menjauh dari jarak pandangnya. Namun ia berhasil menghentikanku. Tangannya meraih kertas yang sudah kuremukkan dalam genggamanku.

    "Apa ini?"ucapnya.

    "Puisi tentang kamu"kataku sambil memalingkan muka.

    Keningnya mengerut. Wajahnya menatapku dengan segudang pertanyaan. Ia mencoba memaknai bahasa wajah yang sedang kuperjelas.


    Andre :

    Gadis cantik bernama Ais masih menangis sesegukan. Nalarku baru mengerti perasanya terhadapku. Kertas yang ku pegang adalah puisi terakhirnya. Ternyata tas plastik bening yang ia jinjing bukan berisi lembaran skripsi. Semua kertas itu berisi puisi yang ia tujukan padaku.

    "gadis bodoh"kataku

    Ais adalah gadis yang ku ingin dari dulu. Terhitung sudah tiga tahun aku mengejarnya. Namun ia bersikap terlalu dingin dan susah kutebak. Ku pikir ia tak punya detakan untukku. Ternyata ia lebih memilih menuangkan semuanya dalam puisi.

    "Pergilah"Ais menepisku.

    Matanya terlihat sangat murka
    padaku. Ia sepertinya salah paham. Namun di sisi lain aku senang karena ia menatapku penuh cemburu.


    "Puisi yang ku bacakan pada Faizah barusan hanya untuk pementasan dramaku nanti malam. Jangan salah paham. Kau adalah gadis pertama yang kuperjuangkan. Kemanapun aku pergi, kau adalah satu-satunya tempat hatiku untuk pulang.


    Ais tersipu, mata cantiknya menatapku. Ia kembali menunduk malu. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.







    ReplyDelete
  37. nama: Leny
    email: lynnlenie7@gmail.com akun twitter: @Lynlainy17
    aku sudah follow blog Kania & Buku lewat email lynnlenie7@gmail.com dan sudah follow sosial media Buku Republika lewat twitter.

    Ku termenung didepan jendela kamarku sambil mengingat kejadian ketika kau dan aku duduk bersama sambil menunggu hujan yang tak kunjung mereda. Kau bertanya kepadaku, apa rencanaku setelah lulus nanti. Kita saling berbagi cerita, kita saling mengungkapkan sudut pandang kita masing-masing, bahkan kadang kita berdebat untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu diperdebatkan. Aku kangen kamu, aku ingin berjumpa denganmu, aku ingin berbagi cerita lagi denganmu. Ini semua tentang kamu, aku selalu mengingatmu. Pulanglah....kembalilah kepadaku.

    ReplyDelete
  38. nama: Leny
    email: lynnlenie7@gmail.com akun twitter: @Lynlainy17
    aku sudah follow blog Kania & Buku lewat email lynnlenie7@gmail.com dan sudah follow sosial media Buku Republika lewat twitter.

    Ku termenung didepan jendela kamarku sambil mengingat kejadian ketika kau dan aku duduk bersama sambil menunggu hujan yang tak kunjung mereda. Kau bertanya kepadaku, apa rencanaku setelah lulus nanti. Kita saling berbagi cerita, kita saling mengungkapkan sudut pandang kita masing-masing, bahkan kadang kita berdebat untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu diperdebatkan. Aku kangen kamu, aku ingin berjumpa denganmu, aku ingin berbagi cerita lagi denganmu. Ini semua tentang kamu, aku selalu mengingatmu. Pulanglah....kembalilah kepadaku.

    ReplyDelete
  39. Nama : Naqiyyah Syam
    IG : @naqiyyahsyam
    Twitter : @Naqiyyah_Syam
    Email : Naqiyyah_syam@yahoo.co.id

    Aku sufah baca Novel Pulang karya Tere Liye. Aku terkesan sekali dengan cara kepenulisannya. Apalagi tentang imajinasi masa depan penulis. Terutama mengenai bab 1 dan bab 1 yang sungguh memikat. Episode cinta yang diceritakan tidak klise dan selalu ada teka-tekinya. Bagiku, Novel Pulang membawa aku mengenal gaya bercerita yang berbeda. Ada romantisme dan futuristik yang unik. Tere Liye memang jago menjaga emosi pembaca. Bahkan hingga menjelang ending emosiku teraduk-aduk dan susah move on setelah membaca Novel Pulang. Ah, aku jadi ingin baca Novel Tentang Kamu agar selalu ingat cinta dalam keluargaku. Kemana pun aku melangkah, aku harus ingat posisiku sekarang adalah seorang istri dan ibu. Untuk itu, aku menyiapkan sisi hatiku tentang kamu, kekasihku, suamiku.

    ReplyDelete
  40. Nama : Naqiyyah Syam
    IG : @naqiyyahsyam
    Twitter : @Naqiyyah_Syam
    Email : Naqiyyah_syam@yahoo.co.id

    Aku sufah baca Novel Pulang karya Tere Liye. Aku terkesan sekali dengan cara kepenulisannya. Apalagi tentang imajinasi masa depan penulis. Terutama mengenai bab 1 dan bab 1 yang sungguh memikat. Episode cinta yang diceritakan tidak klise dan selalu ada teka-tekinya. Bagiku, Novel Pulang membawa aku mengenal gaya bercerita yang berbeda. Ada romantisme dan futuristik yang unik. Tere Liye memang jago menjaga emosi pembaca. Bahkan hingga menjelang ending emosiku teraduk-aduk dan susah move on setelah membaca Novel Pulang. Ah, aku jadi ingin baca Novel Tentang Kamu agar selalu ingat cinta dalam keluargaku. Kemana pun aku melangkah, aku harus ingat posisiku sekarang adalah seorang istri dan ibu. Untuk itu, aku menyiapkan sisi hatiku tentang kamu, kekasihku, suamiku.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Iyan Bukan Anak Tengah

19 Jurus Menulis Sukses Tanpa Stres