Imaji Terindah
Judul: Imaji
Terindah
Penerbit: Literati
Tahun: Desember
2016
Tebal: 290
halaman
ISBN:
978-602-8740-60-9
Chris terpesona
melihat Kianti yang tengah menari dengan klub cheerleaders. Kianti yang ia panggil dengan nama Aki adalah adik
kelasnya yang baru saja datang dari Jepang. Ayah Aki bekerja di sebuah perusahaan
otomotif Jepang, Toyota.
Chris dengan
status sosialnya sebagai anggota keluarga pengusaha Hanafiah, langsung ‘menembak’
Aki sebagai pacarnya. Tentu saja Aki tidak menerimanya karena ia baru mengenal
Chris yang kerap dipanggil dengan sebutan Prince
Christopher oleh seantero sekeolah. Padahal Chris tidak jelek. Dengan wajah
ganteng dan kacamata frameless yang
menghiasi wajahnya, Chris selalu jadi incaran gadis-gadis di sekolah. Namun Aki
tetap menerima Chris sebagai sahabatnya.
Sementara itu,
Chris selalu didatangi oleh Kei Kaminari dalam mimpinya. Kei adalah pemuda
Jepang yang merupakan teman Aki di Jepang dan punya kemampuan masuk ke dalam
mimpi orang lain. Kei sempat menyatakan cinta juga sama Aki. Aki menolaknya dan
menganggapnya sebagai teman. Dalam mimpi Chris, Kei mengoloknya sebagai orang
yang tidak pernah jatuh cinta, mengingat temperamen Chris yang sedikit kasar
saat mereka bertemu dalam pertemuan bisnis orangtua mereka.
Namun Chris
ternyata benar-benar jatuh cinta sama Aki. Chris pun semakin dekat dengan Aki.
Aki banyak memberikan masukan yang baik untuknya, salah satunya untuk
persahabatannya dengan Alde dan Arimbi yang sempat retak. Kedekatan Chris dan
Aki membuat banyak gadis di sekolah iri. Salah satunya adalah Laila, teman
sekelas Aki. Laila merencanakan sesuatu yang jahat sama Aki. Untung saja, Chris
ada di sisi Aki saat gadis itu pingsan karena keramaian memicu penyakitnya
kambuh.
***
Membaca buku ini
mengingatkan saya pada kenangan masa remaja, dimana cinta dan persahabatan
sedang dalam masa pergolakan. Penulisnya, Sitta Karina, mampu menyajikan novel
ini ringan dibaca. Pengalamannya dalam dunia menulis memang tak bisa diragukan.
Sitta pernah menjadi mentor dan juri pada ajang apresiasi sastra Khatulistiwa
Literary Award, Sunsilk Kilau Fest, coaching
Cerpen Kawanku, serta menjadi kontributor cerita dan dan feature artikel pada majalah remaja kenamaan seperti Gogirl!,
CosmoGIRL!, Hai, Spice!, Kawanku, dan lainnya.
Buku novel
berjudul Imaji Terindah ini merupakan seri Keluarga Hanafiah. Namun walau buku
seri, saya tidak merasa ada yang hilang dan novel ini bisa dibaca dengan utuh
dalam satu buku. Tiap seri pun tokohnya berbeda, sehingga kita sebagai pembaca tetap
bisa menikmati novel ini seperti layaknya novel non serial.
Ada beberapa hal
menarik yang saya coba tangkap dari novel ini.
- Tema persahabatan
Tema percintaan biasanya
akan selalu menghiasi setiap novel sebagai bumbu penyedap yang menghidupkan
sebuah novel. Namun, dalam novel ini tema persahabatan juga kental mewarnai isi
novel. Persahabatan antara tokoh utama si Chris, dengan Alde dan Arimbi. Juga,
persahabatan antara tokoh utama lain si Aki, Kei dan dua sahabat perempuannya
di Jepang.
Berikut ini saya
kutip quote-quote menarik tentang persahabatan dari novel ini (halaman 142).
“Kalo elo punya niat baik dan ingin melakukan sesuatu yang baik, lakukan. Nggak perlu umbar dengan kata-kata. Perbuatan sudah cukup jadi bukti yang jelas.”“Being a good friend is always a good idea.”“Be the best friends you promised her, the kind she always needs.”
- Setting tempat di Jepang dan Indonesia
Prolog novel
menceritakan kehidupan Aki di Jepang sebelum kembali ke Indonesia. Selebihnya,
setting tempat dari novel ini ada di
Indonesia, khususnya Jakarta. Kita sebagai pembaca bisa mengetahui tempat
terjadinya peristiwa dari nama tempat yang disebutkan tokoh, atau dari
kalimat-kalimat yang ada dalam novel.
“Rumah Aki tidak terlalu besar. Bentuknya pun layaknya kebanyakan rumah yang berdiri di suburban Jakarta. Tetapi, Chris dapat meraskan aura rumah ini yang sejuk, seakan memang didesain untuk kenyamanan penghunnya. Bukan sekedar tempat pajangan benda-benda antic tak berguna seperti rumahnya” (halaman 84).
- Menggunakan sudut pandang sang tokoh cerita dan alur maju
Penulis
menggunakan kata ganti orang ketiga dalam menulis novel ini, yaitu menggunakan
sudut pandang sang tokoh yang penulis ciptakan. Alur maju dalam novel ini mendominasi,
membuat peristiwa berurutan terjadi secara bertahap.
- Tokohnya unik namun tetap manusiawi
Tokoh utamanya
dalam hal ini adalah Chris dan Aki. Chris adalah remaja yang duduk di bangku
SMA, berusia sekitar 16 tahun dan belum punya SIM (Surat Ijin Mengemudi). Ia
menyukai dunia otomotif sehingga memilih klub otomotif sebagai kegiatan di luar
jam belajar. Ia disukai banyak gadis di sekolah dan sering dipanggil dengan
sebutan Prince Christopher. Selain
ganteng, Chris juga berstatus sosial terpandang sebagai salah satu anggota
keluarga pengusaha Hanafiah. Kelihatannya sih Chris ini sosok yang sempurna,
namun ia juga digambarkan sebagai sosok yang manusiawi saat harus kehilangan
hal berharga dalam hidupnya.
Sedangkan Aki,
walau berasal dari keluarga biasa, adalah gadis yang menarik karena suka
olahraga dan mempunyai kepribadian yang riang. Aki juga tidak pernah mengeluh
dan menyerah walau menderita sakit. Tokoh menarik lainnya adalah Kei Kaminari,
remaja Jepang yang merupakan teman Aki dan memiliki kemampuan untuk masuk ke
dalam mimpi orang lain.
- Gaya bahasanya aktual
Gaya bahasa yang
digunakan, terutama dalam berbagai dialog tokohnya, menggunakan gaya bahasa
aktual yang sering dipakai remaja sekarang dalam percakapan sehari-hari, serta
seringkali tokohnya menggunakan bahasa Inggris dalam dialog. Sesuai dengan
kondisi remaja sekarang yang lebih mudah mengakses pendidikan bahasa lewat
berbagai cara, seperti kursus, film, dan lingkungan pergaulan. Juga, terdapat
banyak penyebutan brand untuk
melengkapi cerita, terutama karena tokoh utamanya si Chris dari status sosial
pengusaha. Hal ini membuat saya sebagai pembaca jadi aware terhadap adanya satu brand
dan bahasa gaul remaja sekarang.
Contohnya saja
dalam kalimat ini.
”Perfecto!” Inez berdecak senang seraya mengibaskan rambutnya dengan tangan. Malam ini akan berbeda mengingat ini pengalaman pertama baginya dan Chris satu ruangan dengan para Kaminari. Ia hampir mengecek siapa sesungguhnya kakak beradik kebangsaan Jepang itu melalui Google, namun kembali meletakkan ponselnya di sebelah Bust Statue Diana Pantheon di meja kayu yang berkilap tanpa debu. Lebih seru apabila tetap jadi kejutan.” (halaman 34).
- Ada nilai yang bisa diambil pembaca
Saya tidak tahu,
apakah tepat saya menyebutnya sebagai nilai sosial yang bisa diambil dari novel
ini. Nilai sosial membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia lain.
Melalui novel ini, saya bisa tahu kehidupan keluarga pengusaha itu diiringi
dengan popularitas dan kekayaan. Namun mereka juga manusia biasa dengan
berbagai permasalahan yang mereka hadapi.
Ada juga nilai ethic
yang coba penulis sampaikan. Nilai ethic dalam novel isinya memanusiakan
pembaca, sehingga pembaca ingin belajar sesuatu dari penulis untuk
menyempurnakan dirinya sebagai manusia. Kita sebagai pembaca bisa belajar dari
seorang remaja seperti Chris yang tidak buru-buru melampiaskan gejolak
remajanya. Chris mampu menahan diri, karena ia punya teladan di keluarganya.
“Aku selalu ingat ucapan sepupu-sepupu Hanafiah yang sudah menikah. Build a friendship before marrying someone, The, marry your best friend.” Chris lalu menoleh, memandangi imaji terindahnya dalam permainan cahaya mentari dan bayangan yang mengikutinya. “Jangan khawatir. Aku tidak akan buru-buru ajak nikah…” (halaman 247)
So far, saya menikmati novel ini dan recommended buat teman-teman yang senang
baca fiksi. Endingnya tak terduga dan bikin emosional. Novel ini bisa dinikmati oleh teman-teman yang usia remaja maupun
dewasa.
Oh ya, di halaman-halaman terakhir novel disajikan potongan cerita
untuk seri selanjutnya sebanyak 2 bab. Duh, jadi membuat penasaran untuk
membaca seri Keluarga Hanafiah selanjutnya. Buat teman-teman
yang ingin kenal penulisnya lebih dalam, atau ingin menelusuri jejak karya yang
lain dari penulis, silahkan kunjungi website www.sittakarina.com ya. Atau melalui akun
twitter penulis di @sittakarina.
Makasih reviewnya mbak.. kerenn deh
ReplyDeletesama-sama
DeleteBanyak hikmah yang diambil ya dari buku ini, apalagi mba Sitta Karina yang udah senior banget nulis.
ReplyDeleteiya karyanya udah dimana-mana
DeleteWah ulasannya bagus, saya jadi tertarik baca buku imaji ini :)
ReplyDeleteSalam dari
www.fennysugih.com
salam kenal juga
DeleteOkeh noted, cari ah novelnya. Btw kenapa aku malah ingat buku sitta yang berani kotor itu baik yg disponsori rinso itu ya?
ReplyDeletesaya malah blm tau karya mba Sitta yang Berani Kotor
DeleteMenarik nih buat dibaca. Revienya lengkap mba Kania.
ReplyDeletemakasih :)
DeleteAku sempat lihat di IG ttg Buku ini...
ReplyDeleteJadi ujungnya cukup emosional yaa..Aku suka baca yg macam gini mba, hanyut lagi ke jiwa muda hihi
bagus bgt tulisanya.. sangat menginspirasi. terimaskih
ReplyDeleteKaryanya emang sudah gak diragukan .... semoga bisa terus menginspirasi
ReplyDeleteOkeee... Thanks info nya.
ReplyDeletewah, kayaknya aku kudu baca novel ini mengingat kemampuanku menulis novel remaja masih mnegkhawatirkan. TFS :)
ReplyDelete