Perjalanan Sam Brodie Kembali Ke Fitrah Sebagai Laki-laki

Judul: Samuel, Samantha and Me
Penulis: Sofie Beatrix & Didi Cahaya
Penerbit: Gramedia
Tahun: 2013
Tebal: 200 halaman
ISBN: 978-602-03-0025-2

Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan berbagai foto profil bergambar pelangi yang menandakan mereka mendukung LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Hal ini yang awalnya tabu pun jadi terang-terangan diumbar. Banyak pro dan kontra di media sosial seperti biasa.

Saya seperti biasa juga banyak diam di media sosial (pun kehidupan nyata sepertinya ><). Tapi hati saya bergemuruh, memohon doa pada Yang Kuasa supaya keluarga saya dilindungi-Nya, dituntun selalu di jalan-Nya, juga untuk mereka yang sedang mendapat ujian-Nya serta BERUSAHA mencari jalan keluar permasalahannya. Saya tak tahu apa saya pantas menghakimi mereka karena pemahaman, lingkungan, dan latar belakang mereka berbeda dengan saya.

Walau saya masih belajar agama, saya berusaha memahami apa yang ada di dalam kitab suci saya Alquran tentang peranan lelaki dan perempuan. Allah sudah mengatur lelaki dan perempuan dengan sempurna, dari mulai peranannya apa di muka bumi, harus berpakaian seperti apa dan harus bersikap seperti apa. Ini mungkin yang menjadi dasar sikap saya terhadap permasalahan LGBT ini. Dan ijinkan juga juga kali ini saya berbagi kisah dari buku inspiratif yang saya baca berjudul "Samuel, Samantha and Me".

***

Ayah Samuel adalah seorang misionaris asal Skotlandia yang ditugaskan di Indonesia. Di Indonesia lah, ayah Samuel bertemu Ibu Samuel dan kemudian mereka menikah sehingga menghadirkan Samuel Brodie -atau sekarang lebih dikenal sebagai Sam Brodie- ke dunia.

Sam kecil hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain di Indonesia karena pekerjaan ayahnya menuntut demikian. Di Bandung lah Samuel merasa paling berkesan karena karena ia punya banyak teman dan bersekolah di sekolah bagus berkat tunjangan dari perusahaan ayah Samuel.

Namun sayang, di usia 10 tahun Samuel harus ikut ayahnya pindah ke Skotlandia. Di sinilah, babak baru hidupnya yang penuh drama dimulai. 

sam brodie


Kehidupan ekonomi yang pas-pasan membuat ayah Samuel suka marah dan memukul Samuel dan mamanya. Penampilan Sam yang khas Asia juga membuat dia di-bully teman-teman sekolahnya. Sam tak punya teman dan sering menyendiri di perpustakaan. Akibat baiknya, ia selalu mendapat nilai yang bagus. Guru bukannya tak tahu Sam mendapat tindakan bullying. Guru dilarang membangun ikatan emosional dengan murid sehingga mereka hanya bisa mengupayakan Sam pulang cepat supaya tidak berpapasan dengan teman-temannya yang suka mem-bully-nya.

Lepas dari bullying, Sam mendapat kekerasan seksual dari seseorang yang ia panggil uncle, karena seringkali ia berjalan pulang sendiri dari sekolah. Sam akhirnya dibawa ke panti asuhan untuk diasuh oleh negara karena orangtuanya dinilai lalai.

Sam kemudian menjalani hari-harinya di panti. Disinilah ia bertemu Sandra Thomson, seorang petugas panti asuhan yang sangat baik dan cantik dengan make-upnya. Sam mulai tertarik dengan makeup dan menilai makeup bisa menjadi topeng untuk mengusir kesedihannya. Sandra pun memgajarkannya cara bermakeup yang betul dan sejak itulah Sam berpenampilan seperti seorang perempuan.

Karena sudah tak tahan hidup di panti, Sam kabur dari panti asuhan dan hidup menggelandang di London. Karena ingin hidup yang lebih pasti, Sam bekerja sebagai nanny (pengasuh anak). Semangatnya untuk sekolah lagi membuatnya giat bekerja untuk menabung biaya sekolah. Cuti 2 hari dalam seminggu dari pekerjaanya sebagai nanny dimanfaatkannya untuk bekerja di tempat lain sebagai pelayan restoran.

Di tempat kerja barunya inilah Sam bertemu dengan seseorang dari dunia hiburan yang menawarkannya untuk casting sebagai model. Sejak saat itu Sam banyak menghiasi dunia hiburan London sebagai model dan artis dengan nama Samantha. Perjalanannya di dunia hiburan di Inggris mengantarkannya sampai ke sebuah reality show terkenal di Inggris yaitu Big Brother.

Di acara inilah identitasnya sebagai laki-laki terbongkar dan Sam harus menerima bahwa ia dieliminasi dari acara tersebut. Setelah keluar dari Big Brother, media banyak menulis hal yang negatif tentangnya sehingga Sam depresi dan overdosis. Sam dilarikan ke rumah sakit dan di sinilah Sam terpikir untuk kembali ke negara asal mamanya di Indonesia.

Apa yang dilakukan Sam di Indonesia? Bagaimana awal pertemuan Sam dengan Indri, seorang wanita yang menjadi temannya dan istrinya kelak? Bagaimana proses Sam sehingga ia kembali ke fitrahnya menjadi seorang laki-laki, juga perjalanan spiritualnya sehingga ia memutuskan menjadi mualaf?

Cerita lengkapnya hanya di buku ini.

***
 
Saya sudah lama ingin membaca kisah Sam Brodie ketika ia sering saya temui di televisi nasional dan membawakan beberapa acara, lalu belakangan saya tahu bahwa dia pernah berpenampilan seperti perempuan bahkan menjadi artis internasional. Tentu bukan hal yang mudah untuk berubah setelah bertahun-tahun berpenampilan perempuan. Dan rasa penasaran dan kagum saya terjawab ketika saya menemukan buku ini di tumpukan buku diskon di Giant Bintaro. Tak perlu berpikir panjang, saya pun mengambil buku ini dan membawanya pulang setelah membayar di kasir.

Buku ini ditulis dengan runut oleh Sofie Beatrix dan Didi Cahaya. Dari mulai Sam kecil sampai dewasa, disertai foto-foto hitam putih yang menguatkan cerita hidup Sam Brodie. Testimoni di cover buku dari seorang psikolog menunjukkan bahwa buku ini akan menarik dan penting, terutama buat saya sebagai orangtua dalam mengasuh anak. Cover bergambar Sam ketika menjadi Samantha dan Sam yang sudah berubah menjadi laki-laki kembali, juga menegaskan perjalanan Sam Brodie yang kembali menuju fitrahnya sebagai laki-laki.

Sofie Beatrix menuliskan kisah Sam Brodie dengan sudut pandang pertama yaitu aku, sehingga pembaca bisa ikut merasakan sendiri bagaimana jika menjadi aku yang diceritakan dalam buku. Dalam hal ini adalah Sam Brodie.

Bagi saya sendiri, setelah menuntaskan buku ini hanya dalam hitungan jam (ya, karena rasa penasaran, tertarik pada kisah hidupnya, bahasa bercerita yang memudahkan dicerna, serta sengaja meluangkan weekend untuk baca buku dan keluarga), saya jadi makin ingin memeluk anak-anak. Apa yang dialami Sam semasa kecil (bullying, kekerasan seksual, pemukulan) adalah hal yang berat untuk seorang anak sehingga Sam sempat menutupi kesedihannya dengan 'topeng' makeup dan mengingat terus kejadian tersebut sampai dewasa.

Saya ikut bersyukur Allah SWT menghadirkan orang yang tulus mendukung dan mencintai Sam seperti Indri. Sam tak mau tragedi hidupnya yang buruk terjadi pada putri cantiknya, Kimmy. Karena itu, Sam menuliskan sebuah surat untuk para orangtua dalam bukunya ini yang diberi sub judul "Dear Parents".
 

“…Orangtua harus menunjukkan sikap bersahabatkepada anak. Menjadi teman curhat saat anak menghadapi masalah dan mendorongnya agar berani bicara blak-blakan tentang yang dia alami. Menciptakan atmosfer agar dia mendatangi kita sebgai orangtua, bukan kita yang datang kepadanya. Tentu semua itu dimulai dari diri kita yang menciptakan peasaan nyaman baginya. Dengan begitu, anak akan datang dengan sendirinya dan kita tinggal emndengarkan. Kadang orangtua susah diajak, mengobrol karena cepat marah dan memberi penilaian. Kadang orangtua tidak mau mendengar tangis anak, karena itu berarti sang anak sedang mengalamai masalah. Kadang orangtua hanya mau mendengar berita senang saja. Padahal, tangisan anak menandakan dia butuh perhatian.

Orangtua perlu membantu anak bangkit karena anak adalah buah hati yang harus selalu kita lindungi. Orangtua perlu ada di samping anak untuk melindunginya sampai bisa mandiri, punya keluarga sendiri. Baru pada saat ituorangtua perlu menarik diri, tidak terlalu mencampuri urusan sang anak, tapi tetap siap dimintai bantuan dan nasihat.” (halaman 169-170).

Buku ini recommended untuk semua orang karena ringan dibaca dan sangat menginspirasi. Buku ini juga disertai CD lagu ciptaan Sam Brodie dan di bagian akhir buku diakhiri dengan catatan prestasi Sam Brodie di dunia hiburan tanah air dan internasional.

Kebenaran itu harus terus dicari. Karena kita tidak pernah tahu lewat jalan mana Tuhan membukakan hidayah. wallahua’lam.




Comments

  1. ya ampuun sedih banget baca pengalaman hdup sam brodie. buku ini menarik dan sepertinya memang bermanfaat utk cerminan para ortu, jadi pengen baca juga

    ReplyDelete
  2. Paham banget siapa itu Sam Brodie. Aku jg lumayan kepo ngikuti sepak terjangnya di dunia pelangi itu. Bahkan pernah diundang Kick Andy utk share kisah hidupnya yg ga bs dibilang indah. Terjal berliku banget. Duh, jd empati sangat sama perjuangannya. Kayaknya dia bisa jadi teladan utk pelaku dunia pelangi itu deh, bahwa penyakit 4 huruf itu bisa sembuh.
    Eh, ada tambahannya lho. Huruf Q. Questioning.

    TFS, mbak Kania.

    ReplyDelete
  3. Jadi penasaran pengen baca bukunya...

    ReplyDelete
  4. Orang tua memang kunci kebahagiaan anak-anaknya ya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Komik Fiqih Untuk Muslim Cilik

[Blogtour dan Giveaway] Departemen Hati

Aplikasi Pencari Rezeki