Menanti Cinta Claire

Judul: Menanti Cinta
Penulis: Adam Aksara
Penerbit: Mozaik Indie Publisher
Tahun: 2014
Halaman: viii + 221
ISBN: 978-602-14972-3-4

Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita seorang ibu di Bandung yang tega memasukkan anaknya yang berusia 2,5 tahun ke dalam tempat penampungan air hingga si anak meninggal. Masya Allah. Sedih dan miris mendengarnya. Tekanan ekonomi dikambinghitamkan. Padahal dari zaman dulu juga tekanan ekonomi selalu ada dan nenek moyang kita bisa melaluinya. Psikolog Popy dalam siaran berita mengatakan, akhlak/attitude yang kurang baik yang membuat seorang mampu melakukan hal demikian. Salah satu penyebabnya bisa karena kurang bersosialisasi dengan lingkungan.

Membaca novel ini membuat saya teringat pada berita-berita di televisi tentang orang yang disakiti oleh orang terdekatnya. Jadi berfikir juga, novel dan kenyataan itu seperti ayam dan telur ya. Mana yang lebih dulu, novel terinspirasi kisah nyata atau kenyataan yang terinspirasi dari buku-buku bacaan?

Melalui halaman terimakasih penulis, saya bisa mengetahui bahwa novel ini terinspirasi dari kisah nyata. Claire, salah satu tokoh utama, adalah seorang mahasiswi keperawatan. Dia kuliah sambil bekerja di Mark's Burger. Kehidupannya sangat memprihatinkan. Ibunya pemabuk, sempat tidak menginginkan kelahirannya, mencuri uang beasiswanya dan berusaha menjual Claire pada Mark si pemilik restoran burger. Ayah tirinya kasar dan pernah mencoba menyentuhnya. Setiap hari Claire pulang berjalan kaki karena tak punya cukup uang. Setiap malam Claire menunggu di sudut kampus sampai jam sepuluh malam untuk pulang ke rumah agar tidak bertemu dengan Candra, ayah tirinya.

Alex, seorang dosen kimia dan peneliti jenius yang telah menciptakan banyak produk bagus namun cacat dan harus selalu memakai kursi roda kemanapun, melihat Claire di sudut kampus setiap hendak pulang dan lama-lama menaruh perhatian pada gadis itu. Dia mengupayakan segala cara agar Claire terhindar dari masalah. Namun, susah sekali bagi Alex mengatakan cinta pada Claire.

Bagaimana akhir hubungan Alex dan Claire? Apakah akhirnya Alex berani mengungkapkan cintanya pada Claire? Apakah Claire yang jauh lebih muda juga mencintai Alex?

***

Dari judulnya, pembaca pasti bisa menebak tema novel ini. Ya, tentang cinta. Klise? Ya, memang. Tapi cinta dua manusia, lelaki-perempuan tak akan pernah habis dibahas. Karena Allah SWT memang menciptakan semua yang ada di bumi berpasangan. Oh ya, judulnya rasanya kurang provokatif, kurang membuat penasaran untuk membaca. Mungkin bisa ditambahkan, misalnya "Cinta Untuk Claire". Covernya? So far..oke lah.

Menggunakan alur mundur-maju, awalnya saya sebagai pembaca tidak terlalu bisa mengikuti jalan cerita. Tapi setelah lembar demi lembar, saya pun bisa menikmati cerita dan konflik demi konflik sang tokoh yang naik turun dan tiada habis.

Tokoh utama lelaki Alex digambarkan sangat cerdas, kaya dan tampan namun memiliki kelemahan yaitu cacat sehingga kepercayaan dirinya kurang. Sedangkan tokoh utama perempuan, Claire, digambarkan sebagai sosok yang cantik, putih, kuat, mandiri, penyendiri dan lamban dalam mempelajari sesuatu di awal. Semua tokoh ada kelebihan dan kekurangannya. Sangat manusiawi.

Saya sempat gregetan saat hubungan Alex dan Claire yang sangat dekat namun Tanpa status. Sisi religius saya memberontak. Kenapa si Alex ini tidak cepat-cepat mengajak Claire menikah? Bukankah Mereka Sudah cocok dan saling membutuhkan? Tapi..itulah fiksi. Semakin banyak konflik maka semakin menarik perhatian. Dalam kenyataan pun, tak mudah untuk mementukan pasangan hidup bukan? Banyak pertimbangan ini itu. Tapi kan..Claire tak ada lagi saudara. Alex juga butuh istri yang merawatnya? Mau apalagi coba. Eh..kok jadi emosi begini.

Sayang nih, settingnya kurang jelas. Saya hanya bisa menebak-nebak di mana adegan ini dan itu terjadi. Entahlah kalau penulis sengaja menyamarkannya dengan alasan tertentu.

Sependapat dengan mbak Reni Judhanto, novel ini hanya pantas dibawa orang dewasa karena banyak adegan pelukan dan sekilas adegan dewasa. Juga, kondisi Kertas yang cepat lepas membuat saya kurang nyaman.

Namun tentunya banyak hikmah tersirat yang bisa diambil dari novel ini sebagai pelajaran kehidupan, diantaranya:
- Cintailah seseorang sewajarnya karena manusia adalah tempatnya kecewa.
- Uang tidak bisa membeli segala hal termasuk cinta.
- Dibalik kekurangan kita, ada kelebihan yang bisa dimaksimalkan.
- Jangan menyerah pada kehidupan yang menyedihkan, terus berusaha untuk hidup yang lebih baik. Apalagi jika usia masih muda. Seperti halnya Claire, kuliah sambil bekerja.
- Tidak bergantung pada satu orang tapi luaskan pergaulan sehingga banyak teman dan saudara yang akan menolong jika kita ada masalah.
- Jika bertemu seseorang yang bisa melengkapi hidup kita, jangan ragu untuk memperjuangkannya menuju pernikahan. Seperti yang Claire katakan, "Saat kamu pernah dicintai begitu dalam oleh seseorang, kamu tidak akan pernah dapat melupakannya seumur hidupmu" (halaman 204).

Jika kamu berminat membeli novel Menanti Cinta, langsung saja kunjungi website penerbitnya: Mozaik Indie Publisher.

Comments

  1. Wow... keren nih reviewnya...
    Bisa melengkapi kekurangan dari review yang aku buat :)
    Ternyata buku2 kita banyak yang lepas halamannya ya?

    ReplyDelete
  2. jadi gak sabar menanti buku ini.. cakep mbak reviewnya.. seimbang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mba Binta...mudah2an cpet nyampe ya bukunya

      Delete
  3. Semoga nanti aku bisa menyelesaikan membaca novel ini biar secepatnya bisa mengerjakan resensi. Pasalnya alur maju mundur seringnya susah saya pahami mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya...pertama baca belum ngeh...lama2 bisa ngikuti

      Delete
  4. wah keren nih review nya kak. Jadi penasaran ingin baca novel nya saya ^^

    ReplyDelete
  5. saya belum sempat review...aih sama mak, saya juga gregetan sama hidup seatap selama 4 tahun tanpa status...saya gregetan juga sama adegan di claire mewek di perpus, aatau alex yang nangis , gak suka cowok dan cewek cengeng heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya kirim semangat mak...iya duh..berarti penulis cukup berhasil mngaduk-aduk perasaannya pembaca ya

      Delete
  6. wow, udah nyampe ya, mba? aku belum. jadi ada gambaran tentang kehidupan tokohnya ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Iyan Bukan Anak Tengah

Giveaway Buku Republika

Review Buku "Perjuangan Si Sakit"