Review Buku Ubur-ubur Lembur Karya Raditya Dika
Judul: Ubu-ubur Lembur
Penulis: Raditya Dika
Tahun: 2023
Penerbit: Gagas Media
EISBN: 978-623-493-174-7
Tebal: 231 halaman
Saya jarang sekali baca novel komedi. Tapi kadang kita butuh tertawa tanpa menyakiti orang lain, Jadilah saya mencari tahu siapa penulis buku komedi Indonesia yang bisa dibaca bukunya. Ketemulah nama Raditya Dika. Salah satu bukunya yang saya baca di aplikasi Ipusnas berjudul Ubur-Ubur Lembur.
Buku ini bercerita tentang berbagai pengalaman Raditya Dika dari kecil sampai dewasa, tentang belajar hidup dari apa yang dia cintai sambil menemukan hal remeh untuk ditertawakan di sepanjang perjalanan. Akhirnya Raditya Dika menemukan yang cintai untuk dilakukan dan bisa hidup dari hal yang ia suka tersebut yaitu menulis, walaupun perjalanan menuju hal tersebut berliku.
Sebagian orang mengalami dilema ingin jadi apa menjelang lulus SMA. Masa ini biasanya dihabiskan dengan mencari tahu apa yang menjadi bakat kita, dan apa yang kita inginkan. Raditya Dika juga tidak tahu ia akan jadi apa. Namun satu nasihat dari papanya membuatnya tertegun.
Raditya Dika ingin kuliah di Jurusan Ekonomi, tapi ia malah berhasil lulus tes kuliah di Jurusan Fisika UI, namun ia akhirnya kuliah Finance di Australia. Pulang ke Indonesia, ia bekerja di sebuah perusahaan penerbitan. Namun ia merasa tak memiliki arti seperti Ubur-Ubur Lembur yang lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus, lembur sampai malam tapi tidak bahagia. Akhirnya Raditya Dika pun keluar dari pekerjaannya.
Pada saat itu ia sudah menulis blog www.kambingjantan.com yang berisi keseharian hidupnya. Ia mengirimkan naskah dari blog tersebut ke Penerbit Gagasmedia dan penerbit setuju untuk menerbitkannya. Sejak itu, bukunya banyak dibeli dan ia banyak diundang sebagai pembicara. Namun dalam salah satu bab buku ini, temannya mempertanyakan karirnya sebagai penulis.
Raditya Dika pun mulai berfikir memandang karir secara horizontal, tak lagi vertikal. Maka setelah jadi penulis, ia menjadi penulis skenario, sutradara, aktor, dan stand-up comedian, yang semuanya masih satu jalur sebagai pencerita.
Menjadi penulis juga harus siap dengan berbagai resikonya. Karena tak ada jam kerja yang jelas, penulis harus siap dengan PR setiap hari. Begitu selesai dengan satu proyek, maka mulai lagi dengan proyek lainnya. Belum lagi kalau dijekar deadline tulisan, sehingga harus melewatkan waktu untuk bergaul.
Menjadi penulis berarti kamu punya kebebasan penuh terhadap hidupmu. Kamu akan tersenyum ketika akhirnya karyamu terpajang di toko buku. Kamu juga akan merasa bahagia ketika karyamu tak sekedar karya untuk mengingat memori hidup, namun di mata pembaca karyamu adalah sesuatu yang menghibur dan bisa diambil ikmahnya.
Comments
Post a Comment