Perjuangan Seorang TKI Mewujudkan Masa Depan
Judul: Promise, Love & Life
Penulis: Nyi Penegah Dewanti
Penerbit: PT. Elex Media
Komputindo
Tebal: 177 halaman
ISBN: 9786020220352
Usianya belum genap 17 tahun saat
menjadi TKW di Hongkong. Selain umur yang tidak memenuhi syarat, ia tidak
memiliki KTP dan KK. Oleh sebab tu biodatanya dirombak habis-habisan oleh PT
yang akan memeberangkatkannya. Dia bukan lagi warga Jawa Tengah, tapi menjadi
warga Jawa Barat. Namanya juga diubah.
Dia dan kakaknya banting setir
menjadi pencari nafkah keluarga, ketika
bapaknya meninggalkan mereka. Kakaknya menjadi kuli panggul bamboo atau kernet
angkot sepulang sekolah. Sedangkan dia bekerja di warung makan tetangga, lalu
setamat SMA mengadu nasib ke Hongkong sebagai TKW. Mereka punya adik bayi dan
ibu yang harus dihidupi.
Dia dan keluarga kecilnya tak
pernah menyerah. Perjuangan, tangisan, dan pengorbanan demi mewujudkan mimpi
masa depan mereka jalani. Majikan pertama suka memukul dan cerewet. Sedikit
saja kesalahan yang ia buat, majikannya akan marah-marah dan memotong gajinya. Padahal
gajinya sebagai TKW sudah di bawah rata-rata. Kalau pemerintah tahu, agen yang
mempekerjakan TKW dengan gaji underpay
akan kena sanksi.
Majikan keduanya sering ‘menikam
di balik punggung’. Di depannya, majikan
perempuan terlihat baik. Namun tiba-tiba saja ia diadukan ke agen karena
ketiduran ketika menggendong anak yang tertidur di pangkuannya. Puncaknya, ia
akhirnya dipulangkan ke Indonesia karena majikan perempuan tidak senang suaminya
terlalu baik padanya.
Majikan ketiganya belum pernah
mempunyai pembantu, jadi dia yang pertamakalinya bekerja di sana. Semuanya
baik, yang terasa ganjil hanya anaknya saja yang sangat usil. Dia pernah hampir
dibunuh oleh anak itu yang mengacungkan pisau ke arahnya!
Dia adalah…penulis buku ini yang
berjudul Promise, Love & Life, Nyi Penengah Dewanti. Sanggupkah Nyi hidup
di negeri orang dengan segudang ujian? Jawabannya hanya di buku ini.
Pengalaman nyata penulisnya dalam
buku ini diceritakan dengan alur maju dan mundur secara bergantian. Sebagai
pembaca, kita bisa menilai sendiri ini kehidupan penulisnya di masa sekarang
atau yang lalu. Nyi menceritakannya dengan mengalir, menggunakan kata ganti
pertama “aku’ sehingga lebih peribadi dan dalam.
Nyi juga menyelipkan karya-karya puisi yang manis di dalam tulisannya. Contohnya puisi berjudul Lembaran Yang Berserak (halaman 6) yang berisi tentang kecintaannya pada dunia literasi berikut ini.
Nyi juga menyelipkan karya-karya puisi yang manis di dalam tulisannya. Contohnya puisi berjudul Lembaran Yang Berserak (halaman 6) yang berisi tentang kecintaannya pada dunia literasi berikut ini.
Bentuk yang telah usang itu tak kuhiraukan
dengan cukup memandang, bahagia kurasakan
Buku-buku yang penuh ilmu terlonggok
Seperti manusia tunawicara
Bukalah per lembar di dalamnya
Maka ia akan berbicara penuh makna
"Hei, namamu novel bukan?" tanyaku sok tahu
Aku tak pernah cukup uang untuk membelimu
Sautu saat nanti aku berjanji
Kau akan ada dalam genggaman tanganku
Bagi saya, membaca buku ini mengingatkan
saya tentang kekuatan seorang perempuan yang berasal dari Yang Maha Kuat. Dalam
menghadapi segala cobaan itu, Nyi tak putus asa berharap pada Tuhan. Dia tetap
berusaha melakukan ibadah seperti shalat dan puasa walau kadang
sembunyi-sembunyi dari hadapan majikan.
Nyi mengingatkan saya tentang
semangat berjuang meraih impian masa depan. Walau dalam perjuangannya tak mudah,
Nyi bertahan sampai tiba waktunya ia memutuskan tidak menjadi TKW lagi. Kini
Nyi menekuni passionnya sebagai
penulis dan menjadi kontributor naskah di agency
Kinomedia Writer academy.
Buku seperti ini selalu bikin mengharu biru. Gak pernah kebayang kalo saya ada di posisi mereka. Belum tentu bisa kuat dan tabah. Tfs reviewnya, mak...
ReplyDeletesama-sama mba :)
DeleteSemangat hidupnya tak pernah putus asa :)
ReplyDeleteamiin
DeleteSalut dengan kawan TKW yang berjuang ke negeri orang padahal itu tidak mudah. Membangun mimpi itu teryata memang perlu pengorbanan
ReplyDeleteiya betul mba, kerasa coba kalau kita pengen sesuatu pasti ada yg harus dikorbankan
Deletebener bnget ntu mbk. ibu saya pun berjuang seperti itu, dimajikan pertama yg pura2 baik namun gajinya telat2. pindah kerja lain ada ajja yg fitnah n ini itulah.. tapi Alhamdulillah sekarang sudah mendapatkn yg lebih baik mbk. semoga Allah selalu menjaga ibu n siapa saja yg berjuang menjadi TKI untk masa depan mereka.
ReplyDeleteamiin
DeleteTrue story biasanya menyentuh ya, begitu juga apa yg dituturkan Nyi di buku ini. Makasih buat reviewnya, jadi sedikit lebih mengenal sosok Nyi dalam kehidupan nyata
ReplyDeleteMbaaa makasih ya buat reviewnya
ReplyDeletePengen nulis sekuelnya tapi blm ada waktu #alesan hahahah