Review Novel Cinderella Syndrome
Judul: Cinderella Syndrome
Penulis: Leyla Hana
Penerbit: Salsabila
Tahun: 2012
Tebal: 240 halaman
ISBN: 978-602-98544-2-8
Setiap wanita cukup usia yang belum menikah, pasti menginginkan pernikahan. Coba deh tanya teman kita yang belum menikah. Pasti sebagian besar mereka ingin menjalani sunnah Nabi SAW yang dianjurkan ini. Wanita mana yang tidak ingin seperti Cinderella, menemukan pangeran pujaannya, menikah dan bahagia selamanya.
Eh, tapi benarkah setelah menikah akan bahagia? Nah, kita sepertinya perlu baca novel karya Leyla Hana ini. Walau fiktif, cerita dalam novel ini tak jauh berbeda dengan kehidupan nyata. Begitu dekat, seolah kita sedang melihat kehidupan kita sendiri atau teman dan orang di sekitar kita.
Simak sinopsisnya ya.
Penulis: Leyla Hana
Penerbit: Salsabila
Tahun: 2012
Tebal: 240 halaman
ISBN: 978-602-98544-2-8
Setiap wanita cukup usia yang belum menikah, pasti menginginkan pernikahan. Coba deh tanya teman kita yang belum menikah. Pasti sebagian besar mereka ingin menjalani sunnah Nabi SAW yang dianjurkan ini. Wanita mana yang tidak ingin seperti Cinderella, menemukan pangeran pujaannya, menikah dan bahagia selamanya.
Eh, tapi benarkah setelah menikah akan bahagia? Nah, kita sepertinya perlu baca novel karya Leyla Hana ini. Walau fiktif, cerita dalam novel ini tak jauh berbeda dengan kehidupan nyata. Begitu dekat, seolah kita sedang melihat kehidupan kita sendiri atau teman dan orang di sekitar kita.
Simak sinopsisnya ya.
***
Erika adalah seorang manajer penjualan di sebuah perusahaan
suplemen kesehatan milik tantenya, Easy Health. Dia terkenal sangat galak pada
laki-laki dan benci lembaga pernikahan. Ini dikarenakan latar belakang keluarganya.
Erika menilai poligami yang dilakukan ayahnya sangat tidak adil sehingga ibunya
mengalami gangguan mental. Kakaknya Erika juga seperti mewarisi sifat ayahnya.
Ia menceraikan istrinya demi menikahi perempuan lain.
Namun penilaian Erika tentang pernikahan berubah setelah sering bertemu dengan Lukman, manajer keuangan di perusahaan yang sama tempat ia bekerja. Namun, Erika tidak serta merta mengiyakan saat Lukman melamarnya. Butuh waktu baginya beberapa lama untuk menerima lamaran Lukman dengan pikiran jernih, bukan semata karena perasaan yang menggebu karena menemukan orang yang tepat.
Violet adalah seorang penulis yang berpenghasilan pas-pasan dan sering nyasar saat menghadiri acara kepenulisan. Seorang sahabat Violet bernama Chika, menyarankan Violet untuk menikah agar ada orang yang mengantarnya kesana kemari. Violet yang masih manja dan tidak mandiri itu awalnya tak terfikir sama sekali untuk menikah. Nasihat Chika membuatnya berandai-andai tentang sosok yang akan menjadi suaminya kelak.
Namun penilaian Erika tentang pernikahan berubah setelah sering bertemu dengan Lukman, manajer keuangan di perusahaan yang sama tempat ia bekerja. Namun, Erika tidak serta merta mengiyakan saat Lukman melamarnya. Butuh waktu baginya beberapa lama untuk menerima lamaran Lukman dengan pikiran jernih, bukan semata karena perasaan yang menggebu karena menemukan orang yang tepat.
Violet adalah seorang penulis yang berpenghasilan pas-pasan dan sering nyasar saat menghadiri acara kepenulisan. Seorang sahabat Violet bernama Chika, menyarankan Violet untuk menikah agar ada orang yang mengantarnya kesana kemari. Violet yang masih manja dan tidak mandiri itu awalnya tak terfikir sama sekali untuk menikah. Nasihat Chika membuatnya berandai-andai tentang sosok yang akan menjadi suaminya kelak.
Arfan adalah seorang editor buku di penerbit tempat Violet
menerbitkan buku. Laki-laki inilah yang ditaksir Violet. Hati Violet selalu
berbunga saat bertemu Arfan. Namun, apa yang terjadi? Arfan justru
menyodorkannya sebuah undangan pernikahan!
Annisa adalah seorang guru TK dengan gaji 200 ribu sebulan. Setiap
hari ia berfikir bagaimana cara keluar dari masalah keuangan dan cintanya. Dalam
usia 28 tahun, karisnya masih segitu-gitu saja dan jodohnya pun tak
datang-datang. Annisa sudah cape mendengar sindiran orangtua, teman dan
tetangganya tentang dirinya.
Maka, ketika seorang duda beranak satu yang juga
ayah dari muridnya melamar Annisa, tak butuh waktu lama bagi Annisa untuk
menerima lamarannya. Apalagi sang duda itu memiliki kekayaan yang cukup untuk
menikahinya. Selesaikah masalah Annisa? Ternyata tidak. Mantan istri sang duda
memohonnya untuk membatalkan pernikahan karena anak mereka ingin orangtuanya
bersatu.
***
Novel ini diceritakan dengan apik oleh Leyla. Tak ada tokoh
yang benar-benar sempurna. Bahkan hidup Cinderella pun tak sempurna bukan? Ia harus
memiliki ibu tiri yang kejam namun akhirnya memiliki kebahagiaan. Persamaam ketiga
tokoh dengan Cinderella adalah mereka bertiga sama-sama ingiin seperti
Cinderellah, memiliki akhir yang bahagia dengan pasangan yang tepat. Bedanya, ending
cerita ketiganya tidak semuanya berbahagia.
Tokoh Erika, Violet, dan Annisa adalah kita atau mereka yang
ada di sekitar kita. Karakter mereka bisa dirasakan oleh pembaca melalui jalan
cerita dan gambaran yang diberikan penulis. Bahasanya mengalir dan ringan
dengan setting cerita sebagian besar ibukota Jakarta. Buktinya, saya hanya
menghabiskan beberapa jam saja membaca novel ini. Rasanya tak mau berhenti
karena penasaran ingin tahu lebih lanjut cerita tokoh-tokohnya.
Ada pesan-pesan moral dan agama yang penulis selipkan dalam
cerita. Misalnya saja saat Erika dan Lukman berdebat tentang pernikahan. Menurut
Erika, hijab itu wajib tapi menikah itu sunnah. Jadi dia merasa tak perlu menikah.
Namun kemudian Lukman menjawab dengan mengatakan, “Sunnah yang sangat dianjurkan. Tidak termasuk ummat Muhammad jika tidak
mau menikah.” (halaman 142).
Membaca novel ini, saya merasa seolah-olah sedang melihat
kehidupan sendiri di masa lalu. Ya, tak bisa dipungkiri. Saya juga ternyata
seseorang yang menderita Cinderella syndrome, yang (pernah) menganggap dengan
menikah akan bahagia selamanya. Karena itu, mereka yang belum menikah perlu
membaca novel ini untuk melihat gambaran pernikahan dari sudut yang
berbeda-beda. Juga sebagai pengingat bahwa menikah itu yang akan dihadapi bukan
hanya yang indah-indahnya saja, tapi juga harus siap dengan hal lainnya.
Aku dahnlama banget pingin baca buku ini teh, hihii..tp tiap ga yg hadiahnya ini aku ga dapet2 hihihi
ReplyDeletedidoain segera bisa baca buku ini, asik loh...
DeletePenasaran dengan kelanjutan ceritanyaa bunda....
ReplyDeletePengeen beli...
Hmm menikah?kata yg masih ingin saya simpan untuk saat ini.. belum mau buru buru kesana.. hee
insyaallah ada waktunya yaa
DeleteKata orang kalo hidupnya emudian bahagia .. sprti Cinderella ya Mbak. Jadi kayak "mitos" juga Cinderella ini
ReplyDeleteiya, mitos cinderella :D
Deletecinderella cerita klasik tapi seru terus ya .. hahaha
ReplyDelete:D
Deletepenasaran pengen baca bukunya mbak :)
ReplyDeletebeli mba :)
DeleteBelum baca, mupeeeng...
ReplyDeleteMenikah itu memang pengennya yang indah, jadi ya harus ikhtiar dengan menemukan laki-laki yang terbaik menurut Allah Swt *katanya gitu*
iya mba, meski perempuan harus ikhtiar juga tp caranya dengan smoooooth
Deleteduilee, liat teasernya aja di timeline udah bikin pngn baca..
ReplyDeletebaca lengkap reviewnya jadi pingin beliii..
Coba cari-cari ahhh
ayo beli belii :P
Deletemenikah itu harus siap lahir bathin ya mak... :)
ReplyDeletebetul mak..
Delete