Kenangan Seorang Muslimah Kala Menjadi Tamu Allah
Judul: Notes From Mecca, Untaian Kenangan Seorang Muslimah Kala Menjadi Tamu Allah
Penulis: Mechta Deera
Penerbit: Sixmidad
Tahun: Februari 2014
Halaman: xii + 100
ISBN: 978-602-14595-2-2
Setiap muslim dan muslimah pasti rindu berkunjung ke Ka'bah di Mekkah. Apalagi, musim haji sudah di depan mata. Melihat orang lain, tetangga, atau saudara yang pergi haji, biasanya keinginan seseorang pergi ke Mekkah akan semakin besar.
Hal ini juga yang dirasakan oleh seorang muslimah bernama Mechta Deera. Dengan mengucap bismillah, akhirnya tahun 2007 ia memberanikan diri membuka rekening haji. Baginya, membuka rekening haji adalah adalah satu langkah nyata mewujudkan niat berhaji (halaman 5).
Awalnya, Mechta pesimis bisa mengumpulkan dana haji yang besar. Namun, ada saja rejeki untuk menggemukkan rekening hajinya. Alhamdulillah, tahun 2009 dana di rekening berhasil tergenapi dan ia mendapat porsi keberangkatan tahun 2011.
Mechta melakukan berbagai persiapan untuk keberangkatannya. Antara lain, melakukan komunikasi dengan keluarga dan atasan, mencari informasi ibadah haji, membeli oleh-oleh, dan mempersiapkan kesabaran saat harus menghadapi antrean panjang selama proses persiapan dan selama ibadah haji.
Mechta tak henti bersyukur ketika akhirnya ia dapat berkunjung ke Rumah Allah. Jiwanya bergetar saat memasuki Masjidil Haram. Ia merasa kecil di hadapan-Nya. Tahap demi tahap ibadah haji dilaluinya: ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa'i, potong rambut, bermalam di Muzdalifah, melakukan jumrah, dan sebagainya. Semuanya dilakukan Mechta dengan penuh kepasrahan pada Ilahi.
Selain kegiatan ibadah di Masjidil Haram, waktu luang di Mekkah juga diisi dengan mengikuti kunjungan ziarah maupun semiwisata ke lokasi-lokasi yang telah disiapkan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) dimana Mechta bergabung. Antara lain, ke tempat pemotongan hewan untuk dam dan kurban, Jabal Rahmah (tempat pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa), Museum Haramain, peternakan unta, Maulid Rasul (rumah tempat Rasulullah dilahirkan), Masjid Jin, pekuburan Ma'la, dan sebagainya.
Ada satu pengalaman menarik saat Mechta hendak melakukan shalat di Hijir Ismail, salah satu tempat dekat Ka'bah yang mustajab untuk berdoa. Sambil menunggu waktu, ia dan teman-teman sarapan di halaman mesjid. Tiba-tiba, ada seorang wanita berkulit putih yang tanpa basa-basi mencomot nasi dari piring mereka. Ketika ditanya dengan bahasa Arab, wanita itu hanya tersenyum. Mechta dan teman-teman membiarkan wanita itu sebelum akhirnya mereka bisa masuk Hijir Ismail TANPA KESULITAN. Entah ada hubungannya atau tidak dengan peristiwa sebelumnya, Mechta hanya bisa mengambil satu pelajaran berharga: Ulurkan tanganmu maka Allah akan mengulurkan tangan-Nya dan memudahkan urusanmu (halaman 64).
Buku ini memaparkan kenangan penulisnya, Mechta Deera, ketika menjadi tamu Allah di Mekkah. Dari mulai persiapan di tanah air, pelaksanaan ibadah haji, sampai pulang kembali ke tanah air. Disertai foto-foto hasil perjalanan dan catatan-catatan kecil, buku ini semakin menarik dibaca. Bagi mereka yang ingin menunaikan rukun Islam kelima, buku ini bisa dijadikan sebagai sebagai salah satu referensi.
Terimakasih utk resensinya, mba Kania..
ReplyDeleteSama2 mba ..swmoga saya bisa menyusul mba ke rumah Allah..
Deletesalam hangat dari kami ijin menyimak sahabat
ReplyDeletesilahkan...
Delete