Perempuan-perempuan Yang Berteman Dengan Sunyi

Judul: Sunyi
Penulis: Eni Martini dan Ifa Avianty
Penerbit: Panser Pustaka
Tahun: 2013
Halaman: 240
ISBN: 978-602-7798-73-1

Malaya telah menjalin persahabatan dengan Melati sejak bangku SMA. Malaya yang cantik, riang, dan mudah bergaul, begitu berbeda dengan Melati yang introvert dan susah bergaul. Maka ketika selepas SMA keluarga Malaya pindah ke Bogor dan Malaya kuliah di Yogya, Melati sangat kehilangan.

Namun, tak disangka Melati dan Malaya bertemu kembali di sebuah mall saat mereka tak sengaja bertabrakan. Mereka pun bertukar cerita. Melati sungguh senang sekaligus kaget saat mendengar Malaya akan menikah. Senang karena akhirnya sahabatnya itu menemukan pendamping di usia 35 tahun, kaget karena ternyata calon suami Malaya adalah Reza, suami dari Soraya yang merupakan salah satu staf guru di daycare yang ia kelola.

Melati tak pernah memberitahu Malaya bahwa ia mengenal istri Reza, demikian juga pada Soraya ia tak memberitahu bahwa ia mengenal Malaya. Posisinya serba salah. Sementara itu, pernikahannya dengan Radit pun begitu 'sunyi'.

Namun takdir mempertemukan Malaya dan Soraya saat Melati jatuh sakit karena anemia dan permasalahan pernikahan yang menderanya. Lalu, akankah Malaya meneruskan pernikahannya dengan Reza setelah bertemu Soraya yang salehah dan penurut? Apakah Soraya mengijinkan Reza menikahi Malaya? Apakah Melati dan Radit akan terus dalam kesunyian?

***

Perempuan dan poligami, tak akan habisnya untuk dibahas. Novel ini sukses membuat gregetan saat Reza yang sudah punya istri secantik artis Nia Ramadhani berusaha mendekati Malaya dengan caranya: bicara seperlunya, menatap seperlunya, dan tiba-tiba melamar! Benar-benar membuat Malaya shock. Memang dalam agama Islam diperbolehkan seorang lelaki memiliki istri lebih dari satu (QS An Nisaa:3). Agama juga lah yang menuntut suami berbuat baik pada istri, karena suami adalah pemimpin dalam keluarga dan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya kelak di akhirat.

Bukan hanya masalah poligami yang membingkai novel ini, namun juga ada aroma kopi yang menyebar saat Malaya yang seorang Barista meracik kopi di kedainya. Saya sebagai Pecinta kopi sangat menikmati pengetahuan baru tentang jenis kopi, cara membuat kopi, dan pengetahuan tentang kopi lainnya yang disajikan di novel ini. Sesuai dengan gambar covernya, secangkir kopi.

Perempuan itu identik sebagai makhluk lemah. Namun di novel ini saya melihat tiga perempuan yang kuat. Malaya yang tak kunjung mendapat jodoh nyatanya bisa terus move on, bahkan memiliki bisnis kedai kopi sendiri. Melati yang pernikahannya tak selalu mulus masih terus bertahan dalam rumah tangga. Soraya yang merasa bersalah karena rahimnya tandus terpaksa mengiyakan saat Reza hendak berpoligami. Dalam sunyi, adakalanya airmata menjadi teman mereka.

Novel ini menyajikan hikmah dalam persahabatan, kesetiaan, kesabaran, ikhtiar, dan cinta. Kekurangannya? Entah ini kekurangan penulis atau saya yang gagap bahasa Inggris. Yang jelas, sedikit tak nyaman dengan kalimat-kalimat pembuka di tiap bab yang merupakan kutipan-kutipan lagu dalam bahasa Inggris (Karena tidak mengerti dan tidak hafal :D).

Tiap orang punya momen sunyi dalam hidupnya, dan dari sanalah kita belajar untuk lebih dekat pada-Nya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Iyan Bukan Anak Tengah

Giveaway Buku Republika

Review Buku "Perjuangan Si Sakit"