Betang Cinta yang Tumbuh dalam Diam.
Judul: Betang Cinta Yang Tumbuh Dalam Diam
Penulis: Shabrina Ws
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun: 2013
Halaman: x + 175
ISBN: 978-602-02-2389-6
Harga: Rp 29.800
Danum telah mengenal dayung sejak kecil dan mencintai dayung sejak pertamakali memilikinya. Kakeknyalah yang membuatkannya basei bawi, begitu orang Dayak menyebut dayung untuk perempuan. Danum bangga dengan dayungnya. Sampai suatu hari dia mendapati bukan hanya dia yang memiliki dayung, tapi ada seorang anak lelaki lain yang juga memiliki basei hatue, demikian orang dayak menyebut dayung untuk laki-laki.
Dehen, nama anak lelaki itu, sama-sama mencintai dayung sejak kecil. Mereka tinggal di rumah Betang yang sama yang Danum tinggali bersama beberapa keluarga lain. Mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk mendayung. Sampai suatu ketika Dehen dan keluarganya pindah ke Palangkaraya. Menyusul keluarga yang lain satu persatu pindah dari rumah Betang.
Suatu saat Danum mendapati nama Dehen di sebuah koran sebagai atlit dayung yang berprestasi. Ya, Dehen sudah berhasil meraih cita-citanya sebagai atlit dayung. Danum sendiri sudah tiga kali menerima surat panggilan untuk seleksi atlit dayung di Pelatda. Namun, ketiganya gagal karena dia masih berat meninggalkan Kai (kakek) nya. Danum telah kehilangan ibu dan nenek, dia tak mau lagi kehilangan orang yang disayang.
Arba, sang kakaklah, yang terus menyuntikkan semangat agar Danum pergi memenuhi panggilan seleksi atlit dayung keempat kalinya. Maka dengan bekal semangat dan doa dari Arba dan Kai, Danum pergi meraih harapannya. Tak sia-sia, Danum berhasil lolos seleksi menjadi atlit dayung. Meskipun kepergian Kai menghadap Yang Maha Kuasa, sesaat setelah Danum lolos seleksi, sempat membuatnya sedih, namun tak lama kemudian Danum kembali semangat. Lagi-lagi Arba lah yang membuatnya demikian.
Disinilah, di asrama atlit, Danum kembali bertemu Dehen, teman masa kecilnya. Ternyata Dehen selama ini menyimpan perasaan khusus pada Danum dan selalu menyebut sosok Danum sebagai sosok yang memotivasinya mendayung pada setiap wawancara dengan media. Danum pun tak menampik, dia menyukai Dehen. Namun Danum tidak bisa mengesampingkan begitu saja perasaan Selly, sesama atlit dayung nasional yang menyukai Dehen. Lagipula, Arba selalu menasihatinya tentang segala hal, termasuk tentang perasaannya kepada Dehen. "Jangan memulai apa yang tak bisa kamu selesaikan" (halaman 83), katanya. Maka ketika Dehen melamarnya, akankah Danum menerimanya?
***
Novel ini mengingatkan pembaca akan kayanya budaya dan kehidupan bahari Indonesia. Latar belakang budaya Kalimantan dan kekayaan tumbuhannya mewarnai novel ini. Bahkan dengan membaca judulnya saja, pembaca akan tahu ke provinsi mana penulis akan membawa pembaca. Rumah Betang (rumah adat Kalimantan) dengan detail ruangannya, perahu dengan entakan dayungnya, beberapa istilah dan bahasa daerah yang muncul, cukup membawa pembaca serasa berada di tanah Borneo. Rasanya tidak banyak novel yang bercerita tentang kehidupan atlit.
Ternyata cukup menarik bisa mengenal olahraga dayung dan berbagai jenis perlombaannya, juga merasakan kerja keras dan disiplin untuk meraih cita-cita sebagai atlit. Namun, dengan hanya 175 halaman rasanya konfliknya kurang greget. Contohnya saat ayah Danum -yang sejak Danum kecil meninggalkannya- datang dan meminta maaf, saat itu juga Danum memaafkannya (halaman 140). Tentu tidak jelek, malah bagus. Memaafkan adalah pekerjaan yang berat, perlu kebesaran hati. Dan itu Danum dapat dari Arba lewat berbagai petuahnya.
Kecuali cover yang sedikit buram -mungkin karena kesan kabut yang menyelimuti Rumah Betang-, pembaca akan menikmati novel ini karena penuturan ceritanya begitu mengalir dan sederhana. Dan tentu saja, makna cerita yang tersirat akan menjadi santapan jiwa yang cukup lezat bagi pembaca.
Resensi ini diikutsertakan dalam lomba resensi buku BAW dan QuantaBooks
Mbak Kania, makasiih sudah baca dan bikin reviewnya ya :)
ReplyDeleteSama2mba:)
Deletebukunya apiik, sayang kurang tebeeel :D
ReplyDelete