Redemption, Memadukan Kisah Cinta dan Sihir

Judul: Redemption
Penulis: Veronique Launier
Penerbit: Grantika
Tahun: April 2013
Tebal: 405 halaman
ISBN: 978-602-18147-2-7
Harga: Rp 58,800

Guillaume, Vincent, Antoine dan Garnier sudah selama tujuh puluh tahun atau tujuh dekade terjebak dalam wujud patung Gargoyle. Dulunya mereka adalah manusia. Sampai suatu hari, ada seorang gadia bernama Aude yang lewat depan Gereja Batu Tua tempat keempat patung itu berada. Aude diserang oleh tiga manusia kokoh seperti batu dan tanpa sengaja Aude mengucapkan rapalan. Rapalan yang disertai bunyi drum membuat batu-batu di sekitar gereja berjatuhan, juga membuat keempat patung Gargoyle berubah lagi menjadi manusia lelaki 17 tahun!

Guillaume dan ketiga temannya yang tanpa busana, segera mengenakan pakaian yang sudah disiapkan Alice -keluarga salah satu dari empat patung itu- dulu di sebuah kotak yang tersembunyi disana. Guillaume langsung pergi untuk menemui Aude yang mungkin punya jawaban atas pertanyaannya, tentang bagaimana Aude bisa merapalkan mantra tersebut dan menjadikan Guillaume dan ketiga temannya kembali menjadi manusia.

Setelah Guillaume menemui Aude, ia tak langsung mendapat jawaban. Aude malah takut kepada Guillaume karena Guillaume terus menerus bercerita tentang hal yang supranatural. Padahal Aude sendiri tak sadar bahwa ia mengucapkan rapalan dalam bahasa Suku Mohawk. Namun, setelah menemui Robert yang seorang tukang sihir dan mendapat penjelasan darinya, Aude menyadari bahwa ia adalah generasi ketujuh dari leluhur (tukang sihir)nya dan ia perlu memgasah kemampuannya itu.

Aude kemudian membantu Guillaume dan teman-temannya untuk mengisi mereka dengan esensi agar mereka tetap hidup dalam wujud manusia. Karena jika tidak mendapat esensi, Guillaume dan teman-temannya akan berubah wujud kembali jadi patung gargoyle.

Pada saat itu, Ramalan Iroquis tentang datangnya generasi ketujuh -yaitu Aude-, monster batu, burung-burung yang mati dan hewan-hewan bermutasi, terbukti. Guillaume dan teman-temannya menjaga Aude dari gangguan monster batu yang menginginkan esensi Aude. Dalam perjalanan melawan kekuatan monster batu, Aude dan Guillaume pun saling menyukai dan jatuh cinta.

Redemption



***

Sihir. Satu kata yang menyeramkan sih buat saya karena berkonotasi negatif. Sihir biasanya melibatkan makhluk gaib dan hal itu diharamkan agama saya karena termasuk perbuatan musyrik, menyekutukan atau menduakan Allah SWT dan termasuk dosa besar. Manusia hanya boleh meminta kepada Allah SWT, satu-satu pencipta dan pemilik langit dan bumi. Namun tak bisa dipungkiri, dunia sihir memang ada bahkan sejak jaman dulu.

Ada beberapa catatan setelah saya membaca buku ini.

1. Buku novel ini merupakan terjemahan. 

Buku terjemahan kadang-kadang memiliki susunan kata yang susah dimengerti. Namun, membaca novel ini hanya pada awalnya saja saya merasa kesulitan. Namun untuk seterusnya, saya bisa mengikuti jalan cerita. Bahkan kadang tidak ingin berhenti karena ingin mengetahui kelanjutan cerita novel. Ternyata, tidak semua buku terjemahan tidak enak dibaca.

2. Buku ini kaya imajinasi dan banyak istilah yang asing di telinga saya

Ya, buku ini fiksi, merupakan imajinasi pengarangnya. Dalam dunia nyata, jelas tidak mungkin jika manusia berubah menjadi patung. Tidak heran, karena penulisnya sendiri senang berimajinasi, dikatakan demikian di halaman terakhir yang menceritakan tentang keterangan singkat penulis. Untuk menyelesaikan buku ini, penulis mempelajari segala hal yang berbau persia, mulai dari bahasanya sampai makanannya.

Misalnya saja dari sejak awal disinggung tentang Gargoyle. Sambik membaca lembar demi lembar novel ini, saya dipenuhi tanya tentang apa itu Gargoyle. Setelah buku tuntas dibaca, barulah saya browsing mencari tahu tentang Gargoyle. Ternyata Gargoyle itu makhluk aneh setengah manusia dan hewan. Patung Gargoyle sering ditemukan di depan gereja abad pertengahan sebagai dekorasi. Ada juga yang memberi artu untuk menunjukkan iblis yang lewat bahwa roh-roh jahat sudah bekerja di sana sehingga tidak perlu bagi iblis untuk masuk.

Ada juga istilah esensi. Karena saya jarang menggunakan kata tersebut dalam percakapan sehari-hari, saya kurang 'mudeng' dengan kata tersebut. Dari berbagai sumber di internet, saya bisa mengatakan bahwa esensi itu adalah hakikat, arti dan tujuan hidup manusia, dan bersifat kekal. Esensi juga membentuk manusia, selain eksistensi atau keberadaannya. Hmm, sesuatu yang rumit di otak sederhana saya. Mungkin jika menggunakan kata 'jiwa' saya bisa lebih memahaminya sebagai salah satu hal yang membentuk manusia.

3. Tokoh-tokoh yang menarik

Ada beberapa tokoh yang berperan dalam menjalin cerita novel ini. Dari nama-nama mereka jelas asing bagi orang Indonesia. Tokoh utama bernama Guillaume de Rouen, manusia yang terjebak menjadi patung Gargoyle lalu berubah lagi jadi manusia lelaki 17 tahun. Tokoh utama lainnya adalah Aude Vanier, seorang gadis yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kekuatan supranatural dan merupakan generasi ketujuh dari leluhur (penyihir)nya. 

Dua tokoh utama secara bergantian mendominasi cerita dengan kata ganti pertama aku. Misalnya bab satu, Guillaume yang berperan penuh dalam novel. Bab dua, Aude yang giliran bercerita. Dan seterusnya, mereka berdua bercerita bergantian.

4. Latar cerita

Awalnya, pembaca tak akan menyadari dimana latar cerita novel berlangsung. Namun, lama-lama pembaca akan menemukan Kota Montreal (Kanada) sebagai latar cerita. Sebenarnya, dari ringkasan cerita di cover belakang buku juga pembaca sudah bisa menebak sih latar cerita novel ini.

"Demi mendapatkan kekuatan untuk mempertahankan wujud sebagai manusia, Guillaume menguntit gadis yang telah membebaskannya itu dan mendapati bahwa ramalan kuno Iroquis mengenai kehamcuran Montreal akan segera terwujud." (cover belakang)

5. Alur cerita

Alur cerita yang digunakan menggunakan alur maju, namun kadang-kadang mundur untuk menjelaskan situasi tokoh utama pada saat dahulu. 

6. Hikmah cerita

Kata orang bijak, jangan lihat orangnya yang mengatakan sesuatu tapi lihatlah apa yang ia katakan. Walau sihir adalah dunia yang tidak saya sukai, namun pembaca harus sadar saat membaca buku ini bahwa cerita dalam buku ini hanya rekaan.

Ada quote yang menarik dalam buku ini tentang berharganya waktu, dikatakan oleh Vincent -salah satu tokoh yang berubah jadi patung gargoyle- untuk mengenang masa lalu saat mereka bahagia sebagai manusia dan untuk move on di masa sekarang ketika ia berubah lagi dari patung gargoyle menjadi manusia kembali.

"Dulu sewaktu Alice mengunjungi kita, segalanya terasa mudah, tapi ia sudah tiada sekarang. Yang orang lain katakan tentang waktu dapat menyembuhkan luka hati itu tidak terbukti..tapi waktu memang membuatnya menjadi lebih baik. Dan waktu adalah hal yang banyak sekali kita miliki, saudaraku." (halaman 169)

Itulah 6 hal yang menjadi catatan saya dari buku novel ini. Oh ya, buku ini lebih cocok dibaca orang dewasa. Dan jika teman-teman berminat membeli buku ini bisa menghubungi penerbit Grantika langsung melalui media sosialnya biar dapat diskon 30%. Selamat membaca!

Twitter: @grantikabooks


Comments

  1. Novel yang bagus, sayang nya minat baca saya kurang mba, beruntung sudah baca di sini.hehehe

    ReplyDelete
  2. belum pernah baca nih, harus muali lagi dr awal untuk membaca setelah terhenti semenjak punya anak

    ReplyDelete
  3. aduh..dulu aku gila baca banget..
    pengen sih...nisa baca swbelum tidur..rebahan.. asyik banget nih.. bacanya apalagi klao malem..

    ReplyDelete
  4. pingin baca ini buku, tapi harus beli dulu nih .... heeee
    nih bikin penasaran dah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Buku Komik Fiqih Untuk Muslim Cilik

[Blogtour dan Giveaway] Departemen Hati

Aplikasi Pencari Rezeki